jika kehamilan dikontrol betul, nanti akan hilang stuntingnya
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menekankan pentingnya mengontrol kehamilan untuk menurunkan angka stunting di Kota Pekalongan, Jawa Tengah.

"Jika kehamilan dikontrol betul, nanti akan hilang stuntingnya," kata Hasto dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu.

Ia menjelaskan, saat ini data penduduk Kota Pekalongan kurang lebih 300 ribu jiwa. Apabila rata rata perempuan melahirkan 2 anak, maka hanya ada 16 anak per 1.000 perempuan yang hamil.

"Sehingga, per bulan yang hamil rata-rata 400 orang, dan per hari 16 orang hamil. Dari angka itu kemungkinan yang beresiko stunting ada empat ibu hamil, kita keroyok empat ibu hamil ini sampai tidak berisiko melahirkan anak stunting," ujar dia.

Untuk menekan risiko kehamilan dengan anak stunting tersebut, Hasto menyampaikan pentingnya mengerahkan Tim Pendamping Keluarga (TPK), Generasi berencana (Genre), Bintara pembina desa (Babinsa), dan Bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (Bhabinkamtibmas).

Baca juga: Kepala BKKBN usulkan materi stunting dibahas dalam debat capres
Baca juga: Kepala BKKBN sebut pola pikir orang tua bisa pengaruhi angka stunting


Dalam kunjungannya ke Kota Pekalongan, Sabtu (23/9) untuk menghadiri grand final pemilihan Duta Genre, Hasto juga menyematkan penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) kepada Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid, dan Ketua Tim Pendamping Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Pekalongan Inggit Soraya.

Penghargaan MKK ini diberikan atas komitmen dalam menyukseskan program Pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga kencana) dan Percepatan penurunan stunting di Kota Pekalongan.

"Kami ucapkan selamat kepada Wali kota dan ibu telah meraih penghargaan MKK, dan itu menjadi teladan bagi kita semua," ucapnya.

Sementara, Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid mengatakan, komitmen penurunan stunting ia wujudkan melalui dukungan program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS), Makan bareng ibu hamil (bumil), Sapu Bersih Angka Kematian Ibu dan Bayi (Saber AKI AKB), Gemar Makan Ikan (Gemari), Rumah Singgah Gizi, dan Layanan konseling pendidikan (Lakondik).

"Stunting di Pekalongan kita selalu mencari penyebabnya. Periksa hamil di Puskesmas gratis, merupakan salah satu upaya kami menekan stunting," kata Achmad.

Baca juga: Tekan stunting, dua perusahaan ritel serahkan 250 paket nutrisi
Baca juga: NTB berhasil turunkan angka stunting 13,78 persen


Ia juga menyebutkan upaya gotong royong antarlembaga untuk penurunan stunting yang lebih cepat dan tepat, melalui kerja sama dengan Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perlindungan Masyarakat Perempuan Perlindungan Anak, serta TNI dan Polri.

"Kota Pekalongan memiliki komitmen tinggi untuk bekerja sama antarlembaga. Sehingga ibu hamil, bayi yang dikandung mendapatkan gizi seimbang supaya anaknya menjadi generasi hebat," ucapnya.

Sedangkan Ketua TP PKK Kota Pekalongan Inggit Soraya menyatakan perannya melalui Bunda Genre yakni dengan aktif mengedukasi dan menyiapkan remaja-remaja agar berwawasan, tidak menikah dini, dan menjadi remaja yang lebih produktif dan terencana.

Dalam kegiatan ini juga berlangsung pembacaan komitmen deklarasi "Satu hari satu telur" yang akan dilakukan oleh seluruh Organisasi Pemerintah Daerah di Kota Pekalongan.

Melalui berbagai kolaborasi tersebut, Kepala BKKBN optimis Kota Pekalongan bisa terus menekan angka stunting dari 23,1 persen (berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia), menjadi 14 persen pada tahun 2024 sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Wakil Ketua MPR: Peningkatan gizi anak jadi kepedulian bersama
Baca juga: Anggota DPR-RI ajak cegah stunting dengan konsumsi makanan bergizi
Baca juga: Pemkab Aceh Tengah gencar atasi stunting lewat program Dashat

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023