Nanning (ANTARA) - Hanya beberapa hari sejak China mengizinkan impor kelapa segar dari Kamboja, pedagang buah bernama Chen Peizhu telah menerima beberapa pesanan dari pembeli China.

"Kelapa Kamboja memiliki kualitas tinggi dan harga kompetitif. Stok varietas kelapa harumnya sangat terbatas di China," kata Chen, Manajer Umum Yuhua Hongda, sebuah perusahaan perdagangan buah yang berbasis di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan.

Chen berencana memulai dengan mengimpor lima kontainer kelapa setiap bulan, yang sebagian besar akan didistribusikan ke restoran hotpot ayam kelapa yang sedang populer atau dibuat menjadi air kelapa kemasan, minuman sehat yang digandrungi konsumen muda China.

"Ada kesenjangan besar dalam suplai kelapa, air kelapa, dan produk terkait lainnya di China. Kami memperkirakan permintaan yang tinggi untuk kelapa impor," ujarnya.

Konsumen China sudah tidak asing dengan buah kelapa. Santan yang diproduksi oleh Coconut Palm Group telah lama menjadi minuman rumah tangga, yang kerap disajikan dalam perjamuan makan keluarga bersama Coca-Cola dan Pepsi, meski popularitasnya sempat memudar ketika minuman seperti teh susu mutiara (bubble tea) menjadi tren dan mencuri perhatian.

Namun, buah ini kembali meraih popularitas dalam beberapa tahun terakhir, memasuki pasar minuman olahraga dan digunakan secara luas dalam produk teh dan kopi, termasuk minuman latte rasa kelapa Luckin Coffee yang banyak dicari.

Hainan, provinsi pulau di China selatan, menyumbang sebagian besar output domestik, menghasilkan 200 juta kelapa per tahun. Namun, semakin banyak pedagang buah-buahan asal China beralih ke Asia Tenggara untuk memenuhi permintaan yang belum terpenuhi.

Menurut data bea cukai, China mengimpor 1,07 juta ton kelapa pada 2022, naik 22,8 persen dari 872.000 ton pada 2011, dengan Thailand, Indonesia, Vietnam, dan Filipina sebagai negara asal utama.

Karta International, pemasok produk kelapa asal Malaysia, mengatakan produk air kelapa mereka telah mendapat tempat di pasar China dan cukup laris di beberapa platform seperti Pinduoduo dan Douyin (Tiktok versi China).

"China merupakan pasar yang sangat besar bagi kami," tutur Yeow Kian Siang, Manajer Ekspor Karta International, dalam ajang China-ASEAN Expo ke-20 yang baru saja berakhir. Kesadaran masyarakat China tentang kesehatan meningkat, dan konsumsi minuman sehat seperti air kelapa pun akan ikut meningkat, tambahnya.

Perusahaan buah Youxianyuan yang berbasis di Guangxi, yang berspesialisasi dalam impor buah Thailand, mengungkapkan bahwa kelapa dari Asia Tenggara kini memiliki pembeli yang lebih beragam di China.

"Dahulu kami pada umumnya memasok ke pedagang retail buah-buahan. Kini, pelanggan kami meliputi restoran hotpot, produsen jeli kelapa, dan kedai bubble tea, yang membutuhkan banyak kelapa empuk dan air kelapa," papar Wakil Manajer Umum Youxianyuan Mo Jiaming.

Pemasaran buah-buahan Asia Tenggara termasuk kelapa di China juga mendapat keuntungan dari pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas China-ASEAN dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP), yang menghadirkan kebijakan bebas tarif, perluasan akses pasar, dan penyederhanaan proses pengurusan bea cukai.

Bagi sebagian penggemar kelapa di China, meningkatnya popularitas buah tropis ini juga dapat dikaitkan dengan kenangan indah akan pemandangan tropis di Asia Tenggara, salah satu destinasi mancanegara paling populer di kalangan wisatawan China.

"Kelapa mengingatkan saya pada Thailand, yang saya kunjungi pada Mei. Hari-hari musim panas di Pulau Phuket beraroma seperti kelapa," kata Liu Rui, warga Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, China barat daya.

"Saya senang menyantap kelapa saat bepergian ke Asia Tenggara, dan saya akan dengan senang hati menyambut lebih banyak unsur kelapa dalam kehidupan sehari-hari saya di China," imbuhnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023