"Ini melalui kebijakan keuangan berkelanjutan dan pendanaan proyek-proyek yang memperhatikan aspek lingkungan jangka panjang," kata Irmansyah pada Webinar OJK Internasional Research Forum 2023 di Jakarta, Senin.
Irmansyah menambahkan, OJK berharap ada peningkatan koordinasi dan penelitian serta berkordinasi dengan kementerian terkait dalam proses merumuskan kebijakan ke depan untuk memfasilitasi transformasi keuangan berkelanjutan di Indonesia.
"Kita semua tahu isu perubahan iklim sudah terjadi, bagaimana saat ini iklim yang cukup ekstrim begitu panas," ujarnya.
Menurut Irmansyah, dampak perubahan iklim di sektor ekonomi dan keuangan Indonesia antara lain kebijakan sektor asuransi terhadap tingkat bencana akibat perubahan iklim.
Jumlah tragedi yang disebabkan oleh perubahan iklim meningkat menjadi 820 pada 2019 dari sebelumnya 249 tragedi pada 1980.
Irmansyah menambahkan, adanya kegiatan OJK Internasional Research Forum 2023 ini adalah bagaimana semua pihak bergerak untuk menetapkan standar menghadapi tantangan dan menghasilkan resolusi dan solusi akibat kondisi perubahan iklim.
"Ini sebuah tantangan untuk menyelamatkan planet kita," ujarnya.
Pada kegiatan itu juga diluncurkan jurnal ilmiah internasional yang dikelola oleh OJK, yaitu The International Journal of Financial Systems (IJFS).
Jurnal tersebut nantinya diharapkan dapat menjadi wahana bagi para peneliti OJK dan peneliti lainnya dari dalam dan luar negeri untuk mendiseminasikan hasil-hasil penelitian serta menjadi rujukan keilmuan, kebijakan, dan praktek di industri keuangan.
Baca juga: OJK maksimalkan peran sektor keuangan kurangi emisi karbon
Baca juga: OJK persiapkan sektor keuangan untuk penuhi komitmen hijau Indonesia
Pewarta: Irwen Azhari
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023
