Menurut dia, pengembangan food estate di Humbahas merepresentasikan kultur lingkungan dan kebutuhan masyarakat lokal karena pemilihan komoditi tanaman hortikultura yang dikembangkan di kabupaten itu menjadi komoditi pertanian yang berkelanjutan.
"Food estate di Sumatera Utara ini jenis tanamannya horti, ada kentang, bawang, cabai karena memang menyesuaikan kondisi tanah di wilayah setempat," kata Alien Mus dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Dia menuturkan bahwa dirinya sempat meninjau langsung food estate di Humbahas, Sumatera Utara, bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pada akhir pekan lalu.
Dari kunjungannya tersebut, Alien menilai sistem pengembangan food estate yang dilakukan pada area seluas 1.000 hektare itu sudah sangat lengkap. Misalnya, adanya upaya untuk mengubah pola pemikiran soal pertanian, pemilihan komoditi, serta penyiapan bibit dan benih.
"Pemerintah harus benar-benar serius. Dalam hal ini mewujudkan dan memberikan sarana maupun prasarana, baik dalam kebutuhan transportasi, lahan, petani, benih, bibit, pupuk, alsintan (alat dan mesin pertanian), hingga pembelinya," ucapnya.
Dia menambahkan bahwa program food estate masih sangat dibutuhkan agar Indonesia dapat mandiri secara pangan, serta sebagai upaya untuk lepas dari ketergantungan impor pangan.
Selain itu, ujarnya lagi, food estate bisa meningkatkan kesejahteraan petani di tiap daerah, sebagaimana food estate di Humbahas yang sudah berhasil memanen tanaman hortikultura setelah dikelola selama tiga tahun.
"Tahun lalu, mereka (petani Humbang) bisa mendapatkan pendapatan bersih sekitar Rp600 juta dalam satu masa panen," ujar dia.
Baca juga: Anggota DPD minta food estate Kalteng dilaksanakan secara konsisten
Baca juga: Optimisme membangun "food estate"
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023
