Ini memang prestasi, tapi kami belum puas, maka kami terus melakukan berbagai upaya agar stunting di Bontang terus turun
Bontang (ANTARA) - Angka prevalensi stunting di Kota Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami penurunan cukup signifikan, yakni dari 26,3 persen pada 2021 menjadi 21 persen saat ini, dan kondisi tersebut menjadi gambaran  tingginya komitmen pemerintah setempat dalam penanganan kasus kekerdilan pada anak itu.

"Prevalensi stunting di Bontang turun 5,3 persen atau dari 26,3 persen menjadi 21 persen. Ini memang prestasi, tapi kami belum puas, maka kami terus melakukan berbagai upaya agar stunting di Bontang terus turun," ujar Asisten II Sekretariat Kota (Setkot) Bontang Lukman di Bontang, Senin.

Baca juga: Sulbar aktifkan 2.140 posyandu atasi stunting

Pihaknya berkomitmen menurunkan angka stunting dengan berbagai langkah, mulai intervensi melibatkan banyak pihak baik dari organisasi perangkat daerah (OPD), lembaga masyarakat, pihak swasta hingga para kader di masyarakat, termasuk kader pos pelayanan terpadu (posyandu), terutama difokuskan pada penanganan 1.000 hari pertama kehidupan anak.

Untuk itu, ia mengapresiasi Posyandu Mekar Sari di Kelurahan Belimbing yang kini menjadi posyandu nominator juara dalam Lomba Posyandu Tingkat Provinsi Kaltim 2023, karena selama ini Mekar Sari merupakan salah satu Posyandu yang aktif melakukan berbagai kegiatan penurunan stunting.

Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Anwar Sanusi, OPD yang melakukan penilaian lomba posyandu, mengatakan bahwa lomba ini digelar untuk meningkatkan motivasi, pengelolaan, pembinaan, mengembangkan inovasi, sekaligus meningkatkan pelayanan kesehatan dasar.

Baca juga: Jakarta Pusat targetkan bebas prevalensi stunting sebelum 2024

Keberadaan posyandu dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan ibu dan anak, sehingga dari program ini dapat mencegah peningkatan angka kematian ibu dan bayi saat kehamilan atau persalinan, termasuk menekan stunting.

Sedangkan sejumlah variabel yang dinilai baik secara administrasi maupun penilaian lapangan antara lain kelembagaan, pelayanan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi, penanganan stunting, hingga pencegahan dan penanggulangan diare.

Sementara Lilik Daiyah, dari Posyandu Mekar Sari Kelurahan Belimbing, saat presentasi di depan tim penilai menyatakan, banyak hal yang dilakukan pihaknya dalam pelayanan dasar kepada masyarakat, terutama tentang pelayanan dasar untuk ibu dan anak, termasuk dalam penanganan stunting.

"Terkait dengan stunting, ada dua hal yang menjadi penekanan yakni pencegahan dan penanganan. Sedangkan berbagai hal yang kami lakukan seperti sosialisi, pemberian makanan tambahan, pemberian vitamin A, dan berbagai kegiatan lain," kata Lilik.

Baca juga: DWP PAM Jaya bantu 59 balita terindikasi stunting di Jakarta Timur

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023