Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebut bahwa program Keluarga Berencana (KB) vasektomi pada pria penting untuk terus ditingkatkan demi menjaga kesehatan istri.

“Banyak sekali perempuan yang kalau pakai kontrasepsi tidak cocok, suntik tidak cocok, pil tidak cocok, Intrauterine Device (IUD) pendarahan, kan kasihan, masa’ perempuannya terus yang dikejar-kejar, kalau kondisi seperti ini lebih baik prianya mengalah untuk vasektomi,” kata Hasto usai acara peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia di Kantor BKKBN, Jakarta, Selasa.

Vasektomi yakni prosedur pembedahan oleh dokter atau tenaga kesehatan pada alat kelamin pria yang membuatnya menjadi mandul atau tidak bisa memiliki anak secara permanen.

Hasto menjelaskan, minat pria terhadap KB jenis ini masih perlu ditingkatkan, mengingat penggunaan KB sangat penting untuk mencegah anak lahir stunting atau mengalami gangguan mental dan emosional.

“Minat pria masih perlu ditingkatkan, hari ini masih 2,5 persen, mungkin secara total di suatu wilayah yang tertinggi lima persen, ini masih kecil angkanya,” ucapnya.

Menurutnya, keterbatasan istri untuk ber-KB menjadi salah satu pertimbangan paling penting bagi suami agar segera ber-KB.

“Penggunaan kondom kan sudah gagal, jadi kita arahkan ke vasektomi. Kondisi seperti ini harus dimengerti, supaya suami juga paham kalau ada keterbatasan istri untuk KB,” katanya.

Dalam implementasi percepatan pelayanan KB di lapangan, BKKBN berkolaborasi bersama dengan Tentara Nasional Indonesia melalui penguatan dan percepatan pencapaian sasaran Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta Percepatan penurunan stunting.

“Dalam upaya akselerasi peningkatan capaian KB, diperlukan peran serta aktif dari jajaran TNI untuk membantu menggerakkan calon peserta KB dan memberikan pelayanan KB yang berkualitas di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) milik TNI atau fasyankes lainnya,” ujar Hasto.

Sementara, Wakil Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat Dr. dr. Moh. Arif Hariyanto menyatakan bahwa jajaran anggota TNI sudah banyak yang berminat untuk melakukan KB vasektomi, hanya saja memerlukan pendekatan dan sosialisasi yang tepat.

“Anggota TNI itu sebenarnya banyak yang berminat, tetapi tetap ini harus pendekatan, karena harus kesadaran sendiri. Kalau disosialisasikan dengan benar, dengan indikasi angka kelahiran istrinya, atau karena kondisi yang tidak memungkinkan, ditambah ada penyakit, itu harus bapaknya (yang ber-KB),” kata Arif.

Di kesempatan yang sama, Wakil Asisten Teritorial Bidang Ketahanan Wilayah, Komunikasi Sosial, dan Bakti TNI, Brigadir Jenderal Taufik Shobri menyoroti penurunan penggunaan kontrasepsi modern yang menurun dari 57,9 persen menjadi 57,2 persen.

“Salah satu penyebab utamanya adalah masih kurangnya pengetahuan kesadaran masyarakat khususnya pasangan muda akan pentingnya perencanaan keluarga dalam mempersiapkan pernikahan dan merencanakan kehamilan,” tutur Taufik.

Menurut Taufik, melalui program keluarga berencana, bisa menjadi langkah yang tepat untuk menekan angka stunting.

Baca juga: Kepala BKKBN: Penggunaan kontrasepsi bisa cegah autisme pada anak

Baca juga: BKKBN targetkan 1,6 juta akseptor KB peringati Hari Kontrasepsi Dunia

Baca juga: Kepala BKKBN usulkan materi stunting dibahas dalam debat capres

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023