Melalui perjalanan tak henti-hentinya ke berbagai penjuru Indonesia
Toraja (ANTARA) - Teater keliling asal Bali yang mengusung cerita rakyat Bali dipentaskan di lokasi destinasi wisata yakni Toraja dan Makassar, untuk menguatkan kerja sama di bidang budaya dan pariwisata.

"Toraja dan Makassar adalah dua dari lima kota di Indonesia yang menjadi lokasi teater keliling mementaskan 'Calon Arang' dalam bentuk drama musikal," kata Ketua Yayasan Teater Keliling, Dolfry Inda Suri dalam keterangan persnya di Makassar, Selasa.

Dia mengatakan, Teater Keliling berdiri sejak 13 Februari 1974. Selama 49 tahun terus berkeliling dari Sabang sampai Merauke dan 11 negara di dunia dengan mementaskan lebih dari 1600 pertunjukan untuk terus menebarkan nilai-nilai kemanusiaan demi Indonesia yang lebih baik melalui pendidikan karakter dan mental.

Teater Keliling didirikan oleh Dery Syrna, Rudolf Puspa, Buyung Zasdar dan Paul Pangemanan, dibantu juga oleh tokoh teater lainnya yaitu Jajang C Noer, Saraswaty Sunindya, Ahmad Hidayat, Willem Patrijawane, Syaeful Anwar dan RW Mulyadi.

Baca juga: Lab Teater Ciputat pentas lagi di Jepang bawakan "Mata Air Mata"

Menurut Dolfri, pementasan kali ini melanjutkan kesuksesan pementasan pada 2022 silam yang terlaksana dari dukungan Bakti Budaya Djarum Foundation.

"Kini musikal 'Calon Arang’ ini dipentaskan di 5 kota yakni Bandung, Kudus, Madura, Makassar dan Toraja sejak medio September hingga akhir pekan kemarin.

Pertunjukan drama berkonsep musikal yang diadaptasi dari cerita Rakyat Bali ini dikolaborasikan dengan musik, bela diri, tari dan nyanyian.
 
Suasana pertunjukan teater keliling asal bali yang mengusung cerita rakyat "Calon Arang" di salah satu dari 5 kota pementasan, yakni Toraja yang disambut antusias oleh warga setempat. Antara/HO-Teater Keliling

“Teater Keliling senantiasa menghadirkan pertunjukan yang unik dan sarat pesan. Melalui perjalanan tak henti-hentinya ke berbagai penjuru Indonesia," kata Dolfry.

Kelompok ini berhasil menghibur dan menyebarkan cinta budaya di hati para penikmat seni di berbagai daerah yang dikunjunginya.

Baca juga: Marcella Zalianty: Jadi produser teater lebih susah dari buat film

Konsep pentas ini sendiri menjadi menarik karena berkolaborasi dengan penggiat seni di daerah masing-masing tempat pementasan, sehingga ada semakin banyak seniman daerah yang terlibat dalam seni pertunjukan ini.

"Melalui kolaborasi ini, mereka belajar tentang nilai-nilai budaya, warisan nenek moyang, dan pesan-pesan yang tersembunyi dalam setiap kisah yang dipentaskan yang dapat menjadi pondasi kuat dalam membangun kecintaan mereka terhadap kebudayaan," jelasnya.

Sementara itu, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian mengatakan, teater kelilingan ini juga mampu memupuk rasa bangga akan warisan budaya Indonesia dan membantu menjaga tradisi-tradisi berharga, agar tetap hidup dalam benak dan jiwa generasi muda.

‘Musikal Calon Arang’ sendiri bercerita tentang hidup seorang dukun sakti nan keji di sebuah desa bernama Desa Girah. Dukun itu bernama Nyi Rangda, sosok ibu yang menyayangi anaknya, Ratna Manggali. Ratna adalah sosok cantik ‘yang terkutuk’, ia tidak kunjung mendapat pendamping akibat ketakutan orang-orang terhadap sosok sang ibu yang menyeramkan.

Baca juga: Mengapa teater Indonesia tidak bisa menjulang ke dunia?

Baca juga: Teater Keliling tampilkan cerita rakyat Bali Calonarang di lima kota

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023