Washington (ANTARA) - Presiden Grup Bank Dunia Ajay Banga pada Selasa (26/9/2023) mengatakan usulan kontribusi baru dari negara-negara kaya dikombinasikan dengan perubahan neraca dapat meningkatkan kapasitas pinjaman bank tersebut sebesar 100 miliar dolar AS hingga 125 miliar dolar AS selama satu dekade.

Banga mengatakan pada acara Council on Foreign Relations (CFR) bahwa kontribusi tersebut akan dilakukan di luar struktur kepemilikan saham normal bank tersebut dan kontribusi reguler negara terhadap dana Asosiasi Pembangunan Internasional untuk negara-negara termiskin.

Hal ini mencakup permintaan anggaran tambahan sebesar 2,25 miliar dolar AS yang diajukan Presiden AS Joe Biden untuk Bank Dunia, serta perkiraan kontribusi dari Jerman, Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, dan negara-negara Nordik, ujarnya.

"Saya yakin jika semua ini terwujud, termasuk di AS, kita dapat meningkatkan kapasitas pinjaman tambahan di bank sebesar 100 miliar dolar AS hingga 125 miliar dolar AS, dan ini merupakan hal yang cukup bagus. Tidak cukup, namun bagus," kata Banga.

Peningkatan total yang dijelaskannya akan mencakup langkah-langkah yang sedang dilakukan untuk memperluas neraca bank, seperti peningkatan rasio leverage yang disepakati pada April yang akan menghasilkan pinjaman baru sebesar 50 miliar dolar AS selama 10 tahun, kata juru bicara Bank Dunia.

Bank juga sedang mempertimbangkan cara-cara lain untuk memperluas pinjaman, termasuk memberikan lebih banyak jaminan pinjaman, memberikan pinjaman terhadap modal yang dapat ditarik (callable capital) yang dijaminkan tetapi tidak disetor, dan obligasi khusus yang dapat berfungsi sebagai modal campuran.

Banga mengatakan dia mengharapkan para pemegang saham pada pertemuan tahunan Bank Dunia di Marrakesh, Maroko, pada Oktober untuk secara resmi mengadopsi pernyataan visi baru yang memperluas perannya lebih dari sekadar mengurangi kemiskinan dan mendorong kesejahteraan bersama untuk mencakup tantangan global seperti iklim, pandemi, kerawanan pangan, dan kerapuhan.

"Saya pikir tujuan ganda tersebut harus diubah menjadi penghapusan kemiskinan. Namun demi planet yang layak huni," katanya, seraya menambahkan bahwa ia mengharapkan dukungan dari seluruh pemegang saham.

Banga mengatakan, pihaknya belum melakukan diskusi apa pun dengan Amerika Serikat dan China mengenai penambahan modal secara umum dan perubahan struktur kepemilikan saham bank tersebut.

China, India, dan Brasil memiliki kepemilikan saham yang lebih besar di bank tersebut pada peningkatan modal pada tahun 2018 dan kemungkinan besar menginginkan lebih banyak suara dalam peningkatan modal di masa depan, kata Banga.

Mantan CEO MasterCard, yang mengambil alih jabatan puncak Bank Dunia pada Juni itu, mengatakan ia ingin membangun "bank yang lebih baik" – meningkatkan urgensinya, memfokuskannya pada proyek-proyek yang berdampak besar dan dapat ditiru, serta memperluas lebih dari sekadar misi pengentasan kemiskinan – sebelum mencari peningkatan modal umum dari pemegang saham.

Dia mengatakan pada acara CFR bahwa dia terkesan dengan dedikasi dan bakat staf bank tersebut, namun struktur organisasinya "disfungsional", sehingga menghambatnya.

Ditanya tentang warisan masa kepresidenannya, Banga berkata: "Saya akan memperbaiki pipa ledeng... Saya ingin orang-orang mengatakan ketika saya pergi, bahwa saya meninggalkan bank bekerja jauh lebih baik daripada yang saya dapatkan."

Baca juga: Kelompok perbankan IIF akan lanjutkan pertemuan tahunan di Maroko
Baca juga: Yellen yakin IMF, Bank Dunia, Maroko bisa sesuaikan pertemuan tahunan
Baca juga: Bank Dunia ungkap cara ciptakan sistem logistik yang terintegrasi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023