Seoul (ANTARA) - Calon menteri pertahanan Korea Selatan  Shin Won-sik pada Rabu berjanji akan "menghukum dengan tegas" Korea Utara jika terjadi provokasi militer dan memperingatkan bahwa rezim tersebut akan berakhir jika mereka melakukan serangan nuklir.

Shin, seorang anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat berkuasa yang pensiun sebagai jenderal Angkatan Darat bintang tiga dan dikenal karena keahliannya dalam kebijakan pertahanan dan operasi militer, menyampaikan pernyataan itu dalam sidang pengukuhannya di Majelis Nasional.

"Saya akan membangun postur pertahanan kuat yang membuat musuh kewalahan," kata Shin, mencatat bahwa Korut terus mengancam Korsel dengan berbagai provokasi militer dan persiapan uji coba nuklir.

"Jika Korut mengupayakan serangan nuklir, maka rezimnya akan berakhir."

Shin, yang juga dikenal sebagai pendukung vokal dari upaya Presiden Yoon Suk Yeol untuk meningkatkan hubungan keamanan dengan Amerika Serikat (AS), berjanji untuk lebih memperkuat aliansi mereka.

"Saya akan memperkuat latihan dan pelatihan gabungan Korsel-AS," kata Shin, seraya menambahkan bahwa dirinya juga akan mendorong perluasan kerja sama militer dengan negara-negara anggota Komando PBB dan negara-negara sahabat lainnya.

Mengingat adanya kesulitan militer dalam merekrut anggota baru, Shin mengatakan dirinya akan mengembangkan sistem tempur masa depan, seperti sistem berbasis kecerdasan buatan, dan memperbaiki kondisi kerja untuk prajurit junior.

Sidang pengukuhan di parlemen pada umumnya dipandang sebagai sebuah formalitas karena penunjukan resminya tidak memerlukan dukungan dari Majelis Nasional.

Di Korsel, perdana menteri merupakan satu-satunya jabatan Kabinet yang memerlukan persetujuan parlemen.

Sumber: Yonhap-OANA
Baca juga: Yoon ancam akhiri rezim Korut lewat aliansi Korsel-AS
Baca juga: AS, Korsel, Jepang makin cemas soal kerja sama militer Rusia-Korut
Baca juga: Kedubes Rusia di Korsel sangkal ada kerjasama militer Rusia-Korut

Penerjemah: Katriana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023