Saya memperkirakan alokasi belanja akan lebih tinggi dan dampak tambahan terhadap konsumsi juga akan lebih tinggi
Jakarta (ANTARA) - Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina menilai Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 akan berdampak terhadap pertumbuhan konsumsi domestik hingga alokasi belanja negara.

“Saya memperkirakan alokasi belanja akan lebih tinggi dan dampak tambahan terhadap konsumsi juga akan lebih tinggi,” kata Dian dalam diskusi virtual oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) di Jakarta, Rabu.

Menurut Dian, berbeda dengan pemilu pada tahun-tahun sebelumnya, Pemilu 2024 diprediksi akan lebih berdampak positif terhadap ekonomi karena cakupan yang lebih luas.

Pemilu 2024 akan diselenggarakan mencakup pemilihan presiden (pilpres), pemilihan legislatif (pileg) serta pemilihan kepala daerah (pilkada) secara serentak.

Dian menilai pemilu yang lalu hanya mempunyai sedikit dampak positif terhadap pertumbuhan konsumsi karena krisis global yang pada saat itu menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

“Kita sedang mengalami (pada saat itu) perang dagang, Taper Tantrum, serta gejolak pada pemilu sebelumnya (Pemilu 2019), sehingga terdapat dampak yang beragam secara global,” ujarnya.

Baca juga: Ekonom: Hilirisasi bisa jadi kunci jaga investasi di tahun politik

Baca juga: Ekonom: Investasi domestik bisa antisipasi risiko pemilu


Adapun Taper Tantrum merupakan keadaan gejolak ekonomi ketika bank sentral Amerika serikat memperketat kebijakan moneternya.

Lebih lanjut, Dian berpendapat bahwa pemilu juga mempunyai potensi dampak terhadap investasi. Bercermin pada pemilu-pemilu sebelumnya, laju investasi Indonesia sedikit terhambat dikarenakan sikap para investor yang cenderung menunggu atau 'wait and see'.

Hal tersebut bukan hal yang mustahil terjadi lagi pada pemilu 2024. Ia menyampaikan bahwa pada semester I-2023, belum terlihat adanya moderasi pada sektor investasi. Namun menjelang kuartal III-2023, telah terlihat adanya moderasi pada pertumbuhan kredit dan simpanan.

“Ada banyak alasan yang jelas, salah satu alasan (moderasi investasi) yaitu memburuknya kinerja perdagangan dari sisi pendanaan hingga berkurangnya potensi pertumbuhan yang masuk ke pasar domestik,” jelas Dian.

Dalam diskusi, Dian memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai 5,04 persen, serta akan mencapai 5,1 persen pada 2024.

Pada kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Kementerian Keuangan RI Bidang Industri dan Perdagangan Internasional Kiki Verico menyampaikan bahwa Pemilu 2024 akan memiliki dampak positif terhadap ekonomi negara, secara spesifik terhadap sektor konsumsi.

"Jadi saya yakin pertumbuhan ekonomi akan lebih baik. Saya yakin pemilu akan berjalan lancar di momentum demokrasi ini," kata Kiki.

Sebelumnya Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, total alokasi anggaran pemilihan umum (pemilu) dari 2022-2024 sebesar Rp70,6 triliun.

Anggaran tersebut diberikan secara bertahap, pada tahun 2022 tercatat anggaran pemilu sebesar Rp3,1 triliun, pada 2023 sebesar Rp30 triliun, serta pada 2024 sebesar Rp37,4 triliun.

Bendahara Negara tersebut merinci realisasi anggaran pemilu tahun ini sampai dengan 19 September mencapai Rp14 triliun atau 30 persen dari pagu anggaran yang sebesar Rp46,7 triliun.

Baca juga: Ekonom BRIN ungkap strategi perbesar surplus neraca perdagangan

Baca juga: Ekonom prediksi inflasi RI capai 5,25 persen pada akhir 2023

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023