Banda Aceh (ANTARA) - Bank Indonesia Provinsi Aceh mencatat volume transaksi digital menggunakan "Quick Response Code Indonesian Standard" (QRIS) di provinsi paling barat Indonesia itu telah mencapai 4,5 juta transaksi sejak Januari-Juli 2023, dari total target tahun ini sebanyak lima juta transaksi.

“Jadi kami terus melakukan berbagai upaya untuk melakukan akselerasi digitalisasi, khususnya di QRIS, karena ini memudahkan untuk transaksi,” kata Kepala Bank Indonesia Aceh Rony Widijarto di Banda Aceh, Rabu.

Bank Indonesia Perwakilan Aceh mencatat jumlah pengguna QRIS di Tanah Rencong pada periode itu mencapai 415.205 pengguna. Jumlah pengguna itu tumbuh sebanyak 134 ribu atau 59,29 persen dari target 226 ribu pengguna baru pada sepanjang tahun 2023.

Sementara dari segi transaksi, lanjut dia, sudah mencapai 4,5 jua transaksi atau 90 persen dari target lima juta transaksi pada tahun 2023. Nilai transaksi ini jauh meningkat dibanding tahun sebelumnya yang terdapat 2,3 juta transaksi dari Januari-Desember 2022.

“Ini menjadi hal yang terus kita dorong, semoga nanti semua akan benar-benar ter-digitalkan,” kata Rony.

Ia menjelaskan, Bank Indonesia melihat bahwa efektif dan efisiensi betul-betul terwujud dengan digitalisasi. Terbukti saat pandemi COVID-19, ternyata konsumsi masyarakat di Tanah Rencong itu masih sangat tinggi melalui digital.

Maka, kata dia, pihaknya tidak hanya mendorong transaksi digital melalui perdagangan elektronik (e-commerce), tetapi bagaimana semua pemerintah daerah di Aceh juga bertransaksi melalui digital, baik pembayaran pajak, retribusi, maupun PBB melalui QRIS dan mobile banking.

Pada semester I tahun 2023, menurut dia, dari total 24 Pemda di Aceh, sudah terdapat 14 Pemda di antaranya yang masuk kategori digital, dan angka tersebut meningkat dibanding semester II tahun 2022 hanya sebanyak sembilan Pemda. Sementara sisa 10 Pemda lainnya berada pada tahap maju.

“Artinya semua transaksi penerimaan dan pembayarannya itu juga sudah digitalisasi. Kita tinggal 10 Pemda. Semoga nanti juga akan diakselerasi semuanya dalam tahap digital,” ujarnya.

Bank Indonesia juga secara proaktif melakukan koordinasi bersama dengan provinsi dan kabupaten/kota terkait dengan Tim Perluasan dan Percepatan Digitalisasi Daerah (TP2DD).


Baca juga: Gubernur BI sampaikan lima poin penting untuk bangun ekonomi Aceh

Baca juga: Pemkot ajak warga Banda Aceh biasakan pembayaran pakai QRIS

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023