Kita tidak mau terjadi `second round effect` dari suatu inflasi yang kadang-kadang spekulatif. Ini tidak boleh terjadi."
Jakarta (ANTARA News) - Pelaksana tugas Menteri Keuangan Hatta Rajasa mengatakan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dapat menyebabkan inflasi sebesar 1,5 persen-1,6 persen.

"Inflasi berkisar 1,5 persen-1,6 persen tambahannya," ujarnya di Jakarta, Selasa.

Hatta mengatakan untuk menahan laju inflasi tersebut, pemerintah mengupayakan untuk menjaga harga bahan kebutuhan pangan agar tidak makin meningkat menjelang bulan puasa dan lebaran.

"Inflasi akibat `volatile food` tidak boleh terjadi dan harus ditekan. Cabai biasanya menjelang puasa dan lebaran akan meningkat, yang lain harus dikendalikan terutama telur, ayam, daging dan beras," katanya.

Dengan upaya tersebut, pemerintah mengharapkan dampak kenaikan harga BBM terhadap laju inflasi tidak terlalu tinggi, dan menetapkan asumsi pada RAPBN-Perubahan 2013 sebesar 6,9 persen-7,2 persen (yoy).

"Yang dipatok dalam APBN-Perubahan sekitar itu, saya tidak usah bicara dulu sebelum masuk ke DPR, tapi `range`nya saja saya sampaikan," katanya.

Terkait upaya untuk menjaga inflasi, Hatta menginginkan terciptanya suasana kondusif, agar tidak terjadi ekspektasi inflasi yang berlebihan dari kemungkinan penerapan kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi.

"Kita tidak mau terjadi `second round effect` dari suatu inflasi yang kadang-kadang spekulatif. Ini tidak boleh terjadi," ujarnya.

Hatta mengatakan pemerintah segera menyerahkan draf RAPBN-Perubahan kepada DPR, yang saat ini sedang mengalami finalisasi dalam rapat paripurna kabinet, paling lambat menjelang akhir minggu ini.

Setelah draf tersebut diserahkan, Hatta mengharapkan, pembahasan RAPBN-Perubahan tersebut tidak berlangsung lama agar kepastian mengenai waktu penyesuaian harga BBM dapat segera dilakukan.

"Saya berharap kawan-kawan DPR bisa melihat secara `wisdom` untuk kepentingan bersama. Kalau bisa dua-tiga minggu selesai, ini jauh lebih baik untuk perekonomian kita," ujarnya. (*)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013