Kami harus imbang di dua sisi. Imbang di sisi petani dan imbang di sisi konsumen. Kalau naik di konsumen kira-kira terlalu tinggi atau tidak. Ini yang kami pertimbangkan
Sidoarjo (ANTARA) -
Perum Bulog menyatakan harus menyeimbangkan dua sisi, baik di sisi petani maupun konsumen menyusul  kenaikan harga beras di sejumlah wilayah saat ini.
 
"Kami harus imbang di dua sisi. Imbang di sisi petani dan imbang di sisi konsumen. Kalau naik di konsumen kira-kira terlalu tinggi atau tidak. Ini yang kami pertimbangkan," kata Direktur Human Capital Bulog, Purnomo Sinar Hadi, usai menerima kunjungan spesifik anggota Komisi IV DPR RI di Gudang Bulog, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu.
 
Ia mengatakan salah satu upaya menyeimbangkan harga beras di pasar dengan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). "Jadi fungsi Bulog untuk melakukan stabilisasi harga beras yaitu melalui SPHP," ucapnya.
 
Terkait harga beras di pasaran yang masih tinggi, ia mengatakan harga beras naik itu memang terjadi di pasaran secara komersial. "Yang di Bulog kami tidak pernah menjual di atas HET. Untuk di Sidoarjo ini sangat stabil," katanya.
 
Ketua Rombongan Komisi IV DPR RI Anggia Erma Rini mengatakan ada fenomena yang menarik di Sidoarjo, dimana harga beras medium Rp10.900 per kilogram, meskipun harga di pasaran biasanya mencapai Rp14 ribu per kilogram. Artinya, kata dia, harga beras di Sidoarjo masih stabil.

Baca juga: Bulog jamin stok beras pemerintah aman hingga panen tahun depan
 
"Ternyata cara kerja pemimpin daerah dan ketersediaan cadangan beras Bulog itu yang menjadi faktor, kenapa harga beras masih bisa murah," katanya.
 
Untuk mengatasi kekurangan cadangan beras ini, kata dia, muncul beberapa kajian, salah satunya memberikan subsidi langsung kepada petani. Sampai saat ini 
subsidi untuk petani masih berbentuk subsidi pupuk dan Bulog yang ditugaskan untuk membeli gabah dari para petani.
 
"Ada isu di awal 2024 pemerintah akan melakukan impor 1 juta ton beras. Nah bagaimana kalau anggaran untuk impor ini disalurkan untuk petani secara langsung. Ini yang masih menjadi PR (Pekerjaan Rumah) di Komisi IV," tuturnya.
 
Ia juga menyoroti terkait beberapa korporasi yang mampu membeli gabah lebih tinggi dari harga yang ditetapkan Bulog. "Tetapi menurut saya, misalnya kalau bisa negara harus hadir untuk membeli gabah dari petani," ucapnya.
 
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor dalam kesempatan itu mengatakan para petani saat ini cukup senang karena harga beras yang tinggi.
 
"Kami mendapatkan laporan kalau setiap seribu meter persegi petani bisa mendapatkan keuntungan Rp7-9 juta dikurangi pupuk sekitar Rp900 ribuan," ujarnya.

Baca juga: Anggota DPR usulkan reformasi total atasi masalah beras dan pupuk
Baca juga: Jaga kualitas, Anggota DPR berharap Bulog lakukan operasi pasar

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023