Lisbon (ANTARA News) - Penggemar sepakbola Portugal berduka, Rabu (Kamis WIB), setelah impian mereka untuk merebut Piala Dunia 2006 pertama sirna, karena dikalahkan Perancis 1-0 pada semifinal. Ribuan suporter yang mengenakan seragam merah-hijau dan menyaksikan pertandingan tersebut melalui layar berukuran raksasa di pusat kota Lisbon, terdiam setelah peluit akhir berbunyi lalu pulang ke rumah masing-masing. Banyak yang berbaring di tanah dan menatap kosong. Beberapa di antara mereka bahkan meneteskan air mata. "Saya sangat percaya bahwa kami bisa melaju hingga akhir. Ini sungguh menyedihkan, sulit diungkapkan dengan kata-kata," kata Cristina Perreira, seorang pelajar berusia 23 tahun, seperti dikutip AFP. Kerumunan penonton itu tampak cemas sejak kapten kesebelasan Perancis, Zinedine Zidane, mencetak gol kemenangan melalui penalti, yang sangat diperdebatkan keabsahannya, pada menit 33. Portugal belum pernah tampil pada final Piala Dunia, dan sebelumnya baru sekali bermain di semifinal, yakni pada 1966 saat kemudian mereka ditundukkan tim yang kemudian menjadi juara, Inggris 2-1. Perdana Menteri Portugal, Jose Socrates, yang pergi ke Munchen untuk menyaksikan langsung pertandingan, mengatakan bahwa tim itu telah membuktikan diri sebagai salah satu yang terbaik di dunia, meski kalah dari Perancis. "Saya pikir tim itu telah mengangkat gengsi Portugal di masyarakat internasional, dan untuk itu kami berutang kepada mereka. Saya sangat bangga terhadap pasukan ini, dan saya yakin begitu pula semua warga Portugal," kata Socrates kepada stasiun televisi swasta Portugal, SIC, usai pertandingan. Warga Portugal, yang memberi dukungan dengan mengenakan pakaian sewarna dengan kaos tim nasionalnya dan mengibarkan bendera sepanjang pekan ini, mengekspresikan kekecewaan mereka terhadap ketidakmampuan timnya yang tidak pernah bisa menundukkan Perancis. "Mereka (Perancis) sepertinya selalu bisa menggagalkan kami. Jika saja kami menang, maka malam ini pasti akan ada pesta besar-besaran," kata Bruno Aguiar, seorang pekerja bengkel berusia 26 tahun. Kemenangan terakhir Portugal atas Perancis terjadi pada 1975. Sebelum pertandingan semifinal itu, Perancis telah tujuh kali berturut-turut mengalahkan Portugal, termasuk pada semifinal Piala Eropa 1984 dan 2000. "Baru saja saya mulai percaya bahwa kami tak terkalahkan. Setidaknya sampanye ini bisa disimpan untuk lain kali," kata ekonom berusia 41 tahun, Carlos Ribeiro, yang terlanjur membawa sebotol sampanye Perancis untuk merayakan kemenangan. Harian olahraga Portigal, Record, dalam edisi online-nya menulis, "Mimpi bangsa Portugal telah berakhir". Selanjutnya, Portugal akan melawan Jerman di Stuttgart untuk memperebutkan tempat ketiga pada Sabtu.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006