Houston (ANTARA) - Harga minyak mentah melonjak sekitar tiga persen ke penutupan tertinggi tahun 2023 pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah penurunan tajam stok minyak mentah AS menambah kekhawatiran ketatnya pasokan global.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November ditutup 2,59 dolar atau 2,8 persen lebih tinggi menjadi 96,55 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November terangkat 3,29 dolar AS atau 3,6 persen, menjadi menetap di 93,67 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Stok minyak mentah AS turun 2,2 juta barel pada pekan lalu menjadi 416,3 juta barel, data pemerintah menunjukkan, jauh melebihi penurunan 320.000 barel yang diperkirakan para analis dalam jajak pendapat Reuters.

Persediaan minyak mentah di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma, titik pengiriman minyak mentah berjangka AS, turun 943.000 barel dalam seminggu menjadi sedikit di bawah 22 juta barel, terendah sejak Juli 2022, data menunjukkan.

“Pasar didorong oleh jumlah penyimpanan karena kita mencapai persediaan operasional minimum di Cushing,” kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates.

Stok minyak di Cushing telah mendekati titik terendah dalam sejarah karena kuatnya permintaan pengilangan dan ekspor, sehingga memicu kekhawatiran mengenai kualitas minyak yang tersisa di pusat tersebut dan apakah minyak tersebut akan berada di bawah tingkat operasi minimum.

Harga turun pada minggu lalu namun kembali menguat karena pasar khawatir akan terbatasnya pasokan menjelang musim dingin, menyusul pengurangan produksi sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun oleh Arab Saudi dan Rusia dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dikenal sebagai OPEC+.

“Sampai keputusan untuk meningkatkan produksi dibuat, pasar energi global akan tetap ketat,” kata Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank.

Pasokan yang ketat tercermin dalam selisih waktu dengan kontrak berjangka Brent bulan depan diperdagangkan dengan premi sebesar 42,28 dolar AS pada bulan kedua, yang merupakan nilai tertinggi sejak Oktober, sementara pada kontrak berjangka WTI, kontrak bulan depan diperdagangkan pada premi sebesar 2,43 dolar AS pada bulan kedua, tertinggi sejak Juli 2022.

Diskon WTI terhadap Brent juga mencapai titik tersempitnya sejak akhir April.

“Pasar sedang overbought dan koreksi pasti diperlukan,” kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

Berpotensi menambah ketatnya pasokan, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pemerintahannya untuk memastikan harga bahan bakar eceran stabil setelah lonjakan yang disebabkan oleh peningkatan ekspor.

Sebagai tanggapan, wakil perdana menterinya mengutip usulan untuk membatasi ekspor produk minyak yang dibeli untuk keperluan dalam negeri.

Federal Reserve Dallas merilis survei yang menunjukkan aktivitas minyak dan gas di tiga negara bagian penghasil energi utama AS telah meningkat seiring dengan lonjakan harga energi terbaru.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023