Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian mencatat pangsa ekspor dari empat sektor industri aneka atau pengolahan lainnya di Indonesia saat ini berada di peringkat 20 besar dunia.

“Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 32 memang berorientasi ekspor,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita pada Rilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) September 2023 di Jakarta, Jumat.

Ia menyatakan bahwa keempat sektor tersebut adalah industri perhiasan dan barang berharga, alat musik non-tradisional, mainan anak, dan alat tulis dan gambar serta perlengkapannya.

“Industri perhiasan dan barang berharga berada di peringkat ke-17 dunia dengan nilai ekspor dari Januari-Agustus 2023 sebesar 3 miliar dolar AS, sementara nilai impor sebesar 96 juta dolar AS,” ucapnya.

Sektor lainnya, lanjut Reni, adalah sektor industri alat musik non-tradisional yang kini berada di posisi keempat dunia dengan pangsa pasar 9,8 persen serta industri mainan anak yang ada di peringkat ke-14 dengan ceruk pasar ekspor 0,77 persen.

Sementara itu, ia mengatakan bahwa industri alat tulis dan gambar serta perlengkapannya menduduki peringkat ke-18 dengan pangsa pasar 0,9 persen.













Reni menuturkan bahwa pangsa ekspor di keempat sektor tersebut dikuasai oleh China.

“Hal inilah yang menjadi tantangan di masa depan (untuk meningkatkan industri pengolahan di Indonesia),” ujarnya.

Reni menyebut bahwa pada sektor industri pengolahan di Indonesia terdapat 2.794 unit usaha industri kecil serta 849 unit usaha industri besar dan sedang.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif menyatakan bahwa IKI September 2023 mencapai 52,51.

Dia menuturkan bahwa hal ini berarti nilai IKI tetap ekspansif meskipun melambat 0,71 poin dibandingkan Agustus 2023.

Baca juga: Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri September ekspansif di 52,51

Baca juga: Kemenperin: Ekspor perhiasan Indonesia nomor 17 di dunia










Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023