Jadi seluruh stakeholder Ini membantu petani untuk bisa meningkatkan produktivitas
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur) yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai mampu meningkatkan produktivitas, salah satunya bagi para petani tebu di dalam negeri.

Direktur Utama PT Petrokimima Gresik Dwi Satriyo Annurogo di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat, mengatakan bahwa pada Program Makmur tersebut, seluruh pemangku kepentingan memberikan bantuan kepada para petani tebu.

"Jadi seluruh stakeholder Ini membantu petani untuk bisa meningkatkan produktivitas," kata Dwi Satriyo.

Dwi Satriyo menjelaskan, di wilayah Kabupaten Malang, Program Makmur mampu meningkatkan produktivitas hasil panen tebu kurang lebih sebesar 9,4 persen. Sebelumnya, pada satu hektare lahan, menghasilkan 102,4 ton tebu.

Dengan adanya Program Makmur tersebut, lanjutnya, produktivitas tebu meningkat menjadi 112 ton per hektare. Diharapkan, produktivitas sektor pertanian tebu pada Program Makmur tersebut bisa terus mengalami peningkatan ke depan.

"Dampak positif lainnya dari peningkatan hasil panen ini, pendapatan petani turut bertambah menjadi Rp105 juta untuk setiap hektarnya. Dari sebelumnya hanya memperoleh Rp96 juta, ada peningkatan Rp9 juta," katanya.

Dalam program tersebut, Petrokimia Gresik menjamin pasokan pupuk komersil dan melakukan pendampingan budidaya mulai dari layanan mobil uji tanah, hingga penyediaan pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman.

"Sehingga petani itu fokus pada budidaya. Ini merupakan tahun ketiga, dan akan berkelanjutan untuk mendukung program swasembada gula konsumsi nasional," katanya.

Asisten Deputi Bidang Industri Pangan dan Pupuk Kementerian BUMN Zuryati Simbolon menambahkan, Program Makmur lahir atas kesadaran bersama, bahwa kekuatan pangan bersumber pada upaya membangun ekosistem.

"Kami sebenarnya sebagian besar dari ekosistem pangan ini, khususnya tebu. Jadi kenapa tidak kita integrasikan dan kita bentuk ekosistem yang kuat," jelasnya.

Program Makmur, tambahnya, bukan hanya untuk petani tebu saja, namun juga berfokus pada padi, tebu, jagung, dan kopi. Dengan adanya program tersebut yang mampu meningkatkan produktivitas petani, akan diterapkan pada komoditas pangan lainnya.

"Saya berharap (program Makmur) tidak hanya berbicara dari hulu ke hilir, tapi juga pada riset varietas, khususnya tebu. Program Makmur pada komoditas tebu cukup berhasil, ekosistemnya sangat kuat," katanya.

Dalam kesempatan itu, Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan menambahkan, Program Makmur bertujuan untuk mendukung peningkatan produktivitas petani tebu serta mengintegrasikan proses bisnis gula dari hulu hingga hilir.

"Sampai dengan Agustus 2023, luas lahan program Makmur di PG Krebet Baru telah terealisasi seluas 9.307 hektare dan melibatkan 10.967 petani," kata Frans.

ID Food bersinergi memberikan pendampingan penanaman tebu di sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Timur, pada wilayah PT PG Rajawali I yaitu PG Rejo Agung Baru di Madiun, PG Candi Baru di Sidoarjo, termasuk PG Krebet Baru di Kabupaten Malang.

Program tersebut akan terus ditingkatkan skalanya, dimana pada 2023 luas tanam tebu Program Makmur secara nasional ditargetkan sebesar 112.631 hektare atau merupakan yang tertinggi dibandingkan komoditas lain seperti padi, jagung, kelapa sawit, dan kopi.

Sejak 2021, Program Makmur telah dilaksanakan di 24 provinsi pada 229 kabupaten, yang meliputi lima komoditas, yaitu padi, tebu, jagung, kelapa sawit, dan kopi. Program tersebut telah berhasil merealisasikan areal tanam seluas 518.932 hektare dan menggandeng 257.627 petani.

Baca juga: Pemprov Jatim kuatkan gerakan tanam pohon hadapi perubahan iklim

Baca juga: Pemprov Jatim siapkan langkah antisipasi ancaman krisis pangan

Baca juga: Kemenparekraf kuatkan sinergi antara desa wisata tingkatkan ekonomi

 

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023