melibatkan unsur akademisi, Dewan Kabupaten maupun tokoh masyarakat Kepulauan Seribu dalam penulisan, agar menghasilkan buku yang sempurna sebelum diterbitkan
Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Seribu meluncurkan buku Sejarah Pulau Tidung dan Pulau Panggang berbarengan dengan perayaan Hari Ulang Tahun Kabupaten Kepulauan Seribu pada 9 November.

Terkait terbitnya buku Sejarah Pulau Tidung dan Pulau Panggang, Wakil Bupati Kepulauan Seribu Muhammad Fadjar Churniawan mengatakan kehadiran buku itu penting karena merupakan sumber pengetahuan tentang sejarah dan budaya yang selama ini masih minim.

"Kami mengapresiasi Sudin Kebudayaan Kepulauan Seribu yang akan mengangkat sejarah lokal di Kepulauan Seribu menjadi buku," ujar Fadjar di Ruang Penyu Gedung Mitra Praja, Jakarta Utara, Jumat.

Dia mengharapkan buku itu bisa mengantarkan masyarakat mengenal dan mengetahui lebih mendalam tentang tradisi, adat istiadat, ketokohan, sosial dan budaya di Kepulauan Seribu.

Menurut Fadjar, sejarah lokal selain sebagai identitas, juga dapat memperkenalkan tentang lingkungan sekitar dengan menyajikan seni dan budaya, serta peninggalan-peninggalan sejarah sebagai wujud budaya dan dapat mengetahui pola kehidupan masyarakat dan keanekaragaman budaya di Kepulauan Seribu.

Sementara itu, Kepala Sudin Kebudayaan Kepulauan Seribu Tonny Bako mengatakan buku sejarah lokal tahun ini memang hanya mengangkat sejarah Pulau Tidung dan Pulau Panggang, namun ke depannya nanti mengangkat pulau-pulau lain.

Pihaknya juga melibatkan unsur akademisi, Dewan Kabupaten maupun tokoh masyarakat Kepulauan Seribu dalam penulisan, agar menghasilkan buku yang sempurna sebelum diterbitkan.

Adapun penulisan buku sejarah lokal nantinya lebih mengangkat sisi budaya seperti kuliner, tari-tarian dan ritual yang mempunyai nilai sejarah yang harus kita lestarikan.

Di dalamnya memuat tentang tari-tarian dan ritual lokal Kepulauan Seribu seperti Balik Tenong, Pulau Babang, siklus kehidupan laut dan sedekah laut. Adapun kuliner tradisional misalnya seperti Puk Cue, Sate Gepuk, Kue Selingkuh, Janda Mengandang, Kue Kah, Peler Bedebu, Samber Beranyut.
Baca juga: Batik Gobang Seribu jadi simbol wisata berkelanjutan di pesisir DKI
Baca juga: Pemprov DKI undang peserta KTT AIS berwisata ke Kepulauan Seribu
Baca juga: KTT AIS momentum DKI jadikan Kepulauan Seribu wisata percontohan

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023