Yogyakarta (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo meminta generasi muda mewaspadai munculnya gabungan jaringan narkoba dengan terorisme yang telah dikenal di dunia dengan nama "narkoterorisme".

"Kelompok teroris ini sekarang bergabung dengan jaringan narkoba yang dikenal di dunia dengan nama 'narkoterorisme'. Jadi ini yang terjadi dan ini yang sedang kita hadapi saat ini di Indonesia," kata Listyo Sigit Prabowo saat menyampaikan kuliah kebangsaan dengan tema "Generasi Berkemajuan dalam Perspektif Keamanan Berbangsa Bernegara" di Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Jumat.

Menurut Kapolri, para pengedar narkoba maupun kelompok teroris mulai beraksi dengan cara-cara halus demi menyasar generasi muda yang menyesuaikan kegemaran atau hobi anak muda.

"Mereka masuk dengan halus, namun kemudian tiba-tiba kita terjerat, hati-hati," kata dia di hadapan ribuan mahasiswa.

Peredaran narkoba, kata Listyo Sigit, perlu terus diwaspadai mengingat jumlah pecandu narkoba di dunia meningkat hampir 45 persen dengan total mencapai 39,5 juta dalam 10 tahun terakhir.

Baca juga: Kapolri pastikan tewasnya Walpri Kapolda Kaltara diusut secara ilmiah
Baca juga: Kapolri ingatkan Korlantas siapkan pengamanan Pemilu 2024


Sedangkan di Indonesia, papar dia, jumlahnya tercatat lebih kurang 4,8 juta penduduk yang terpapar narkoba.

"Ini yang kita hadapi sekarang, tapi kami terus melakukan pengungkapan dan kami tidak pandang bulu untuk masalah ini," ucap dia.

Menurut Kapolri, kepolisian telah mengamankan 37.607 pelaku pengguna narkoba, termasuk di antaranya oknum kepolisian.

"Oknum polisi pangkatnya apa pun kita proses," ujar dia.

Dia menilai kalangan generasi muda, termasuk mahasiswa masih rentan terpapar narkoba, antara lain, karena terpengaruh kondisi lingkungan.

"Awalnya dibujuk teman-temannya, 'diledekin' setelah itu karena sering di-'bully' terpaksa dia mencoba, begitu mencoba pingin lagi dikasih gratis. Setelah ketagihan, barulah di situ malapetaka datang," ujar dia.

Demikian pula dengan terorisme dan radikalisme, menurut dia, masih gencar menyasar anak muda dengan menggunakan doktrin berkedok agama.

"Memang penyebarannya mudah sekali melalui internet bisa, kemudian caranya lebih halus," tutur Kapolri.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023