Tokyo (ANTARA) - Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo Yusli Wardiatno menginginkan adanya Duta Bahasa Indonesia bagi pembelajar asing untuk memperluas jangkauan pemelajaran Bahasa Indonesia di luar negeri.

“Kita sekarang pelan-pelan lagi kumpulkan setelah pandemi cukup lama, supaya nanti kita bisa menjadikan mereka duta bahasa,” kata Yusli dalam Seminar Tahunan 2023 yang bertajuk “Strategi Mendukung Pengembangan Program Internasionalisasi Bahasa Indonesia” di Tokyo, Sabtu.

Dia menjelaskan duta-duta bahasa tersebut nantinya mengajak orang-orang yang belum pernah belajar Bahasa Indonesia untuk belajar Bahasa Indonesia.

“Mahasiswa-mahasiswa Jepang ini ‘kan banyak yang belajar Bahasa Indonesia. Kepingin saya sebetulnya terpikir seperti MLM (multi level marketing), setidaknya satu orang mengajarkan dua saja temannya,” kata Yusli.

Dari situ, lanjut dia, kemudian diadakan ajang yang terkait Bahasa Indonesia, seperti lomba pidato dan sebagainya agar semangat pembelajar semakin terpompa.

“Supaya semangat, kalau enggak ada targetnya ‘kan orang enggak mau. Ke depan, program-program seperti itu agar kita bisa laksanakan dengan baik,” kata Yusli.

Dia mengatakan ide tersebut tercetus sebagai upaya untuk menginternasionalisasi Bahasa Indonesia, terutama di luar negeri.
Baca juga: APPBIPA Jepang: Pembelajar Bahasa Indonesia meningkat 10 persen lebih

Saat ini, Kemendikbud sudah menjalankan program Darmasiswa sejak 1974, yakni program beasiswa belajar Bahasa Indonesia, seni, musik dan kerajinan.

Seluruh calon penerima beasiswa wajib mengantongi kemampuan berbahasa Indonesia di level tertentu untuk lolos dan menjalani program tersebut selama satu tahun.

Menurut Yusli, mereka itulah calon duta bahasa yang potensial untuk memperluas pengenalan Bahasa Indonesia di negara mereka berasal.

Sejak tahun 90-an, program Darmasiswa diperluas untuk semua negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Dalam kesempatan sama, Ketua Afilisasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia (APPBIPA) Pusat Liliana Muliastuti mengatakan salah satu pintu masuk pengajaran Bahasa Indonesia adalah dengan budaya, baik itu budaya pop maupun adiluhung.

“Harus diusahakan Indonesian wave, seperti halnya Korean wave yang menembus batas-batas negara nonbahasa Melayu,” ujar Liliana.

Baca juga: Kebanggaan akan bahasa Indonesia harus ditanamkan guna lestarikan sastra
Baca juga: Pakar: Masih perlu kerja keras untuk internasionalkan bahasa Indonesia


Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023