Jakarta (ANTARA) -
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengajak mahasiswa dan pemuda untuk membaca dan meresapi pidato Soekarno berjudul To Build The World Anew yang dibacakan di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada 30 September 1960.
 
Hal itu disampaikan Hasto saat menjadi pembicara kunci dalam acara Peringatan Ke-63 Tahun Pidato Presiden Pertama RI Soekarno di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang diselenggarakan di Gedung Pusat Studi Arsip Presiden Pertama RI Ir. Sukarno Bapak Bangsa, Jalan Gajah Mada No. 111, Jakarta Barat, Sabtu.
 
"Teman-teman mahasiswa, silakan baca dan temukan spirit dari To Build the World Anew bahwa kita bukan hanya sebagai bangsa Indonesia apalagi terkotak-kotakkan bahwa ini Sumatra, ini Kalimantan, ini Papua, itu kuno. Kita satu, united, kita ini menjadi satu perasaan, satu jiwa kebangsaan maka Bung Karno mengatakan dari Sabang sampai Merauke itu satu national state, satu jiwa kebangsaan tidak lagi dibeda-bedakan," kata Hasto dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
 
Dalam kesempatan itu Hasto juga mengajak para pemuda dan mahasiswa mempersiapkan diri untuk menjadikan Indonesia hebat di masa depan.
 
Hasto pun mendorong penyanyi, budayawan, olahragawan, ilmuwan, dan berbagai profesi lainnya bisa membangun supremasi bagi negara-negara lain. Menurut dia, menjadi pemimpin di antara bangsa-bangsa adalah sebuah tantangan tersendiri.
 
"Jadilah terhebat di antara bangsa-bangsa lain di dunia ini. Ini orientasi kita, sehingga membangun dunia menjadi inspirasi kita bahwa Indonesia harus bertindak ke luar," kata Hasto.
 
Dia juga mengatakan pentingnya bergerak ke luar dengan membereskan persoalan dalam negeri. Utamanya mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia.
 
Hasto menceritakan soal ekspor petai dan jengkol ke Jepang beberapa waktu lalu. Hasto juga mengungkapkan pandangannya mengenai ekspor tersebut.
 
"Meskipun kita ekspornya bahan mentah belum kita olah daripada setiap hari kita lihat mobil yang kita pakai merek Jepang, ya, kita bangun nasionalisme sendiri. Setidaknya kita 'menjajah' dengan jengkol dan petai," sebutnya sambil tertawa.
 
Hasto juga menyampaikan adanya temuan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menemukan ayam ras genetik itu khas Indonesia.
 
Hasto juga menyampaikan temuan itu kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
 
Menurut dia, dibanding Indonesia kerap menggunakan bibit dan impor ayam dari luar, lebih baik menggunakan temuan tersebut, kemudian diekspor.
 
Hasto mengatakan pentingnya bagi mahasiswa dan pemuda untuk memiliki semangat nasionalisme tersebut.
 
"Karena merekalah sebenarnya seluruh energi kita saat ini juga kita berikan agar kesinambungan, kemajuan, cita-cita yang digali pendiri bangsa kita agar betul-betul dapat dijalankan sesuai tantangan zamannya," kata Hasto.

Baca juga: ANRI peringati 63 tahun pidato Soekarno di PBB yang kini diakui dunia

Baca juga: Praktisi: Perlu membentengi generasi muda dengan Pancasila

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2023