"Ini merupakan kegiatan yang sangat baik yang digagas Bank Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Maluku, untuk membantu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Maluku sendiri," kata Kepala Disperindag Maluku Yahya Kotta dalam keterangan yang diterima di Ambon, Sabtu.
Menurutnya kegiatan tersebut penting dan strategis untuk pengembangan UMKM di Maluku ketika ekonomi dunia, Indonesia, khususnya di Maluku sedang merosot.
Pasalnya kata dia, jika suplai suatu produk dilakukan oleh pengusaha, namun tidak ada pasarnya maka itu akan mubazir, oleh karenanya dengan kegiatan Maluku Manggurebe yang dikemas dalam bentuk pemeran ini yang sekaligus mempublikasikan produk-produk UMKM kepada masyarakat ramai, diharapkan mendongkrak pendapatan ekonomi pelaku UMKM.
"Apalagi Provinsi Maluku dari segi pertumbuhan ekonomi masih ada diatas pertumbuhan ekonomi Nasional. ini merupakan modal yang baik bagi UMKM kita di Maluku," katanya.
Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi provinsi Maluku pada triwulan II 2023 mencapai 5,18 persen atau lebih tinggi dari angka nasional yaitu 5,17 persen.
"Hal ini berkat kolaborasi dan sinergi antara pemangku kepentingan di Maluku, sehingga inflasi pada Agustus 2023 turun dari 6,1 persen menjadi 3,18 persen," katanya.
Ia menambahkan, di era pasar digitalisasi saat ini, maka momentum Maluku Manggurebe ini semua pihak dapat menikmati produk-produk yang dihasilkan oleh para UMKM yang ada di Maluku.
Oleh karenanya, selaku kepala Disperindag Provinsi Maluku ia mengapresiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang berkolaborasi dengan pemerintah daerah, lewat Gubernur Maluku yang telah mengarahkan semua instansi terkait untuk bersama-sama dengan Bank Indonesia memajukan perekonomian di Provinsi Maluku.
Baca juga: Gubernur sebut pertumbuhan ekonomi Maluku triwulan II lampaui nasional
Baca juga: Jumlah transaksi digital UMKM di Papua dan Maluku naik 2,5 kali lipat
Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023