Sidoarjo (ANTARA) -
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi perusahaan yang menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap karena turut mewujudkan Net Zero Emission 2060.
 
"Ini merupakan suatu bentuk kontribusi nyata sektor industri Jatim dalam mewujudkan Net Zero Emission 2060. Terlebih PLTS yang diresmikan hari ini merupakan PLTS Atap terbesar berbasis korporasi di Indonesia," ujarnya usai meresmikan PLTS Atap berkapasitas 9,8 Mega Watt peak (MWp) di PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Sidoarjo, Senin.
 
Ia mengatakan, peresmian PLTS Atap Tjiwi Kimia ini berhasil menambah daftar PLTS yang telah dibangun di Jawa Timur. Tercatat, total PLTS terpasang sebesar 58,41 MW pada Tahun 2023, dengan rincian PLTS Atap (Rooftop) 52,62 MW yang telah terpasang pada gedung-gedung pemerintah, swasta, sekolah dan pondok pesantren di Jawa Timur.
 
"Selain itu di tahun 2023 ini juga telah terpasang PLTS yang tersebar dan komunal untuk memberikan akses energi masyarakat daerah terpencil dan kepulauan yang belum menikmati listrik sebesar 5,79 MW," ucapnya.
 
Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan rasio elektrifikasi Jawa Timur per Juli 2023 sebesar 99,62 persen lebih tinggi dari rasio elektrifikasi nasional sebesar 97,68 persen
 
"Harapannya bisa menjadi referensi bagi perusahaan lainnya bahwa kita sudah harus menuju Green Industry bahkan juga Blue Industry,” katanya.
 
Dirut PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Suhendra Wiriadinata menyampaikan bahwa PLTS Atap yang merupakan kerjasama Tjiwi Kimia dengan SUN Energy ini adalah tahap awal. Kedepannya akan dilakukan pengembangan proyek dengan melihat tingkat keberhasilannya.
 
Melalui PLTS Atap 9,8 MWp ini, Suhendra menyatakan bahwa akan berdampak pada pengurangan penggunaan batu bara, mengurangi emisi Karbon dan mendukung program Pemprov Jatim menuju Net Zero Emission 2060.
 
"Jadi kegiatan ini bukan hanya dilaksanakan di Tjiwi Kimia, tetapi juga di seluruh fasilitas produksi Sinarmas Group yang lain," katanya.
 
Deputy CEO SUN Energy, Dion Jefferson pada kesempatan itu mengatakan pihaknya mampu menyelesaikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap berkapasitas 9.8 MWp di Tjiwi Kimia ini dalam waktu 4 bulan, sejak bulan April hingga Juli 2023. Sistem PLTS Atap tersebar di 11 bangunan besar di kawasan pabrik dengan luasan atap lebih dari 100.000 meter persegi.
 
"Instalasi PLTS Atap yang membutuhkan 17.854 panel surya dan 170 inverter ini menjadi bukti nyata bahwa implementasi ESG melalui penggunaan energi matahari sebagai sumber energi alternatif merupakan opsi yang reliabel, mudah, dan efisien," ujarnya.
 
Ia mengatakan, sebagai salah satu pengembang sistem energi surya terbesar di Indonesia, SUN Energy ingin terus menumbuhkan kepercayaan publik terhadap reliabilitas energi surya sebagai jenis energi terbarukan yang terjangkau.
 
"SUN Energy juga berharap ini dapat menjadi momentum pertumbuhan energi surya yang lebih masif di Indonesia," katanya.

Baca juga: Permintaan instalasi PLTS atap untuk sektor industri meningkat
Baca juga: KemenESDM: PLTS Atap hemat biaya listrik rumah tangga 30 persen
Baca juga: Kementerian ESDM sebut pelanggan PLTS Atap meningkat signifikan

 

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023