Jakarta (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan ada peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Slamet yang berlokasi di Provinsi Jawa Tengah.
 
Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan, gempa embusan mendominasi yang mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di sekitar permukaan.
 
"Pekan keempat September hingga 1 Oktober 2023 terjadi peningkatan jumlah gempa tektonik lokal yang diikuti oleh peningkatan amplitudo tremor yang mengindikasikan terjadi peningkatan rekahan saat fluida naik ke permukaan," ujarnya.

Baca juga: Aktivitas vulkanik Gunung Slamet belum stabil
 
Berdasarkan pemantauan deformasi yang dilakukan oleh PVMBG menggunakan tiltmeter di Stasiun Cilik yang berada pada elevasi 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl) menunjukkan ada inflasi atau peningkatan tekanan pada sumbu radial sebesar 30 mikroradian sejak Juli 2023.
 
Namun, tiltmeter Stasiun Bambangan pada elevasi 2.000 mdpl masih belum menunjukkan perubahan pada sumbu radial.

Baca juga: Gunung Slamet masih lontarkan materi vulkanik
 
Pemantauan deformasi dengan menggunakan electronic distance measurement (EDM) menunjukkan bahwa terdeteksi inflasi pada Stasiun Cilik, namun Stasiun Buncis cenderung deflasi atau penurunan tekanan dan Stasiun Jurangmangu yang terletak di bawah stasiun Cilik tidak menunjukkan pola deformasi yang signifikan.
 
"Hal itu diperkirakan tekanan sudah melewati stasiun Buncis dan Jurangmangu dan menuju stasiun Cilik," papar Hendra.

Baca juga: Letusan vulkanik Gunung Slamet capai 10 kali
 
Lebih lanjut dia menyampaikan potensi bahaya peningkatan tekanan dan peningkatan gempa tremor adalah peningkatan embusan asap kawah maupun berpotensi terjadinya erupsi freatik yang bersifat tiba-tiba tanpa didahului oleh prekursor yang jelas.
 
Meski demikian, pemerintah menyatakan tingkat aktivitas Gunung Slamet masih berada pada level I atau normal terhitung sejak 9 Oktober 2020 sampai hari ini.

Baca juga: Aktivitas vulkanik Gunung Slamet mereda
 
Hendra lantas meminta masyarakat agar tidak terpancing oleh berita-berita tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Slamet dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang.
 
Pada 2023, aktivitas vulkanik Gunung Slamet umumnya didominasi embusan asap kawah dengan tinggi 25 sampai 300 meter dari atas puncak. Gempa embusan terekam dengan rata-rata 168 kali per hari.

Baca juga: Warga sekitar Gunung Slamet diminta tetap waspada
 
Gunung Slamet secara administratif terletak dalam lima kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Purbalingga.
 
Gunung api yang memiliki tinggi puncak 3.432 mdpl itu dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) yang berada di Desa Gambuhan, Gajah Nguling, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Baca juga: Letusan vulkanik Gunung Slamet hingga 1.000 meter
Baca juga: Letusan vulkanik Gunung Slamet capai 10 kali

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023