Secara keseluruhan sentimen bisnis masih terjaga positif di bulan September dengan masing-masing indeks yang berada di atas level 50,0,
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada September 2023 tetap ekspansif meski mengalami perlambatan.

PMI manufaktur Indonesia pada September tercatat berada pada level 52,3, turun bila dibandingkan Agustus yang berada pada level 53,9.

“Secara keseluruhan sentimen bisnis masih terjaga positif di bulan September dengan masing-masing indeks yang berada di atas level 50,0,” kata Febrio dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Kemenkeu: PMI RI di level 54,8 jadi yang tertinggi sejak COVID-19

Menurut Febrio, posisi PMI manufaktur Indonesia pada September utamanya ditopang oleh pemintaan baru dan permintaan ekspor yang mengalami peningkatan.

Sementara itu, PMI Manufaktur di beberapa negara utama dunia, seperti Amerika Serikat dan Jepang, masih terkontraksi, masing-masing ke level 48,9 dan 48,5. Meskipun tercatat di zona ekspansif di level 50,6, PMI Manufaktur China mengalami perlambatan dari bulan sebelumnya yang berada pada level 51,0.

Febrio mengatakan pemerintah akan terus mengantisipasi potensi perlambatan ekonomi global, khususnya ekonomi China karena tren perlambatan pertumbuhan global, khususnya pada negara mitra dagang utama Indonesia seperti China, akan berdampak pada perekonomian nasional.

Meski pertumbuhan ekonomi China tahun ini diperkirakan dapat mencapai 5,1 persen, namun perekonomian pada tahun depan diproyeksikan akan melambat signifikan ke level 4,4 persen.

Baca juga: PMI manufaktur China kembali ke jalur ekspansi

Di sisi lain, Bank Dunia sedikit merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2023 ke angka 5,0 persen, dari sebelumnya 4,9 persen. Untuk tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan tetap di angka 4,9 persen.

“Kami akan terus memonitor dan memitigasi berbagai risiko dan ketidakpastian global yang menunjukkan peningkatan belakangan ini, termasuk potensi perlambatan lebih dalam dari perekonomian global khususnya ekonomi Tiongkok,” ujar Febrio.

Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023