Persaingan bisnis jasa transportasi tidak terhindarkan, dan tidak mungkin ada yang di anak emaskan
Jakarta (ANTARA) - Pakar transportasi publik Universitas Sriwijaya Erika Buchari menilai, keberadaan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) bukan sebuah ancaman untuk keberlangsungan moda transportasi publik lainnya di Tanah Air.

Menurut Erika, justru para penyedia jasa transportasi lainnya terpacu untuk meningkatkan kualitas pelayanan setelah keberadaan KCJB atau yang dinamai Whoosh ini.

“Persaingan bisnis jasa transportasi tidak terhindarkan, dan tidak mungkin ada yang di anak emaskan,” kata Erika dihubungi di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan, hadirnya KCJB ini setidaknya menambah opsi pilihan moda transportasi publik yang dapat dimanfaatkan masyarakat.

Tentu setiap orang memiliki pilihan yang berbeda-beda dalam memilih transportasi publik untuk memudahkan perjalanannya ke tempat tujuan.

Ia menyebutkan, misalnya seseorang akan lebih memilih naik bus atau mobil travel karena pertimbangan jarak jangkau rumah lebih dekat dengan terminal atau loket bus.

Kemudian, dengan alasan mencari kenyamanan dan supaya terhindar dari kemacetan orang bisa naik kereta api. Hingga memilih pesawat terbang dengan alasan kenyamanan dan efisiensi waktu.

Erika menegaskan, pemerintah sedapat mungkin harus memperkecil ruang persaingan antar moda transportasi tersebut, caranya dengan mengintegrasikan semuanya menjadi satu.

“Ketika orang memilih bus dia juga bisa mudah naik kereta, sebaliknya demikian, termasuk menyiapkan kendaraan penyangga atau (feeder) yang akan mendekatkan ke stasiun, terminal tujuan,” kata dia.

Erika menambahkan, pengintegrasian ini mesti diperhitungkan dengan baik, bila pemerintah memang hendak menjadikan kereta cepat Whoosh ini sebagai moda utama transportasi, khususnya untuk rute Jakarta-Bandung.

Terlepas dari situ, pengintegrasian ini juga dinilai sangat relevan melihat dari lokasi stasiunnya yang berada cukup jauh dari pusat kota dan tarif tiket yang ditetapkan terbilang ekslusif

Pemerintah melalui PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengestimasi nantinya tarif tiket KCJB akan dihargai senilai Rp250 untuk kelas premium ekonomi, kelas bisnis Rp300 ribu, dan Rp350 untuk kelas pertama atau eksekutif. Tarif tiket akan diberlakukan setelah KCJB beroperasi secara normal yang dimulai pada 16 Oktober 2023.

Baca juga: Pengamat: Tarif tiket KCJB harus terintegrasi dengan antarmoda
Baca juga: Kereta Cepat Whoosh sambungkan Jakarta-Bandung lebih cepat

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetya
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023