Nairobi (ANTARA News) - Polisi di Kenya menembak mati dua tersangka teroris, seorang pria dan seorang wanita yang menggunakan bayi sebagai tameng selama penyerbuan yang membuat sejumlah polisi mengalami luka-luka akibat ledakan granat, kata seorang pejabat, Minggu.

Polisi mengatakan, mereka melakukan penyerbuan pada Sabtu malam ke sebuah rumah dimana kedua orang itu bersembunyi di daerah pinggiran Nairobi, ibu kota Kenya.

"Kami menerima informasi bahwa mereka merencanakan serangan. Dan begitu kami mengetahui tempat persembunyian mereka, kami segera bertindak," kata Augustine Nthumbi, kepala kepolisian daerah pinggiran Kasarani Nairobi yang memimpin operasi penyerbuan itu, kepada wartawan, Minggu.

"Perlu waktu beberapa saat sebelum mereka tewas karena mereka menolak membuka pintu rumah dan melemparkan granat ke arah aparat-aparat kami," katanya, dengan menambahkan bahwa sejumlah polisi cedera akibat ledakan granat.

"Tersangka adalah seorang pria dan seorang wanita dan kami mengalami kesulitan karena mereka menggunakan bayi delapan bulan sebagai tameng. Untungnya, bayi itu tidak terluka," katanya.

"Bayi itu dibawa ke rumah sakit karena syok dan penghirupan asap," lanjutnya.

Asap itu berasal dari gas air-mata yang ditembakkan oleh polisi ke dalam rumah tersebut.

"Ini orang-orang berbahaya. Mereka anggota sebuah kelompok teroris... dan kami yakin mereka mempunyai kaki-tangan yang masih harus kami cari," kata Nthumbi di lokasi kejadian.

Polisi belum memberikan rincian mengenai kelompok itu atau serangan yang mereka rencanakan.

Kenya, yang menjadi tempat tinggal banyak warga Somalia, dilanda gelombang serangan, terutama di Nairobi dan kota pelabuhan Mombasa, serta Garissa, setelah pasukan negara itu memasuki Somalia pada Oktober 2011 untuk menumpas kelompok gerilya garis keras Al-Shabaab, yang mereka tuduh bertanggung jawab atas penculikan dan serangan bom di dalam wilayah Kenya.

Kelompok gerilya Al-Shabaab mengancam Kenya sejak negara itu mengirim pasukan ke Somalia selatan pada pertengahan Oktober 2011 untuk menyerang pangkalan-pangkalan gerilyawan tersebut, yang dituduh melakukan penculikan dan penyerangan di Kenya.

Al-Shabaab membantah tuduhan Kenya bahwa mereka mendalangi sejumlah penculikan warga asing di negara tersebut.

Al-Shabaab balik menuduh pemerintah Kenya menggunakan isu penculikan sebagai alasan untuk melakukan penyerbuan ke Somalia.

Dalam waktu kurang dari sebulan, seorang wanita Inggris dan seorang wanita Prancis diculik dari kawasan wisata pantai Kenya dalam dua insiden terpisah, yang merupakan pukulan besar bagi industri pariwisata di Kenya.

Pada 13 Oktober 2011, dua wanita pekerja bantuan asal Spanyol diculik dari kamp pengungsi Dadaab, Kenya, kamp terbesar di dunia yang menjadi tempat bagi sekitar 460.000 pengungsi yang sebagian besar orang Somalia yang menyelamatkan diri dari kekeringan, kelaparan dan perang.

Penculikan-penculikan itu diyakini dilakukan oleh Al-Shabaab Somalia.

Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB, demikian AFP melaporkan.

(SYS/M014)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013