sebuah alasan untuk mengambil keuntungan setelah dolar melampaui angka 103 yen
Tokyo (ANTARA News) - Dolar melemah di perdagangan Asia pada Senin setelah Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang mengatakan koreksi terkini terhadap yen hampir berakhir, tetapi analis mengatakan dolar akan segera melanjutkan penguatannya.

Dolar berpindah tangan pada 102,84 yen di perdagangan pagi Tokyo, turun dari 103,19 yen pada penutupan perdagangan di New York Jumat tapi masih menguat dibanding di kisaran 102 yen yang terlihat sebelum pasar Tokyo ditutup pada hari Jumat.

Euro dikutip pada 1,2825 dolar dan 131,90 yen dibanding 1,2834 dolar dan 132,44 yen di perdagangan AS.

Dolar didukung pada 102,60 yen dan dapat diuji pada kisaran 104 yen dalam jangka pendek setelah menembus 103 yen Jumat malam, kata kepala strategi forex Citibank Jepang, Osamu Takashima.

Dolar merosot Senin pagi setelah Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Akira Amari pada Minggu menyatakan bahwa pemerintah Jepang mungkin tidak ingin yen melemah lebih lanjut.

Menanggapi pertanyaan tentang seberapa jauh unit mata uang itu harus merosot, Amari mengatakan: "Ini dikatakan bahwa koreksi dari penguatan yen sebagian besar harus diselesaikan. Jika yen terus melemah lebih jauh, hal itu akan berdampak negatif terhadap kehidupan masyarakat dengan mendorong biaya impor."

Komentarnya muncul setelah dolar naik melewati angka 103 yen untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun Jumat malam, membuat keuntungan tiga persen pada Minggu lalu dan kenaikan 30 persen sejak pertengahan November.

Yen mulai jatuh pada Desember setelah Perdana Menteri Shinzo Abe memulai kampanye keberhassilannya untuk kantornya mengenai pro-belanja, `platform pelemahan yen. Data yang solid terbaru tentang ekonomi AS memicu kenaikan dolar.

Daisaku Ueno, ahli strategi valas senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley, mengatakan dolar melemah pada Senin pagi karena beberapa pedagang menggunakan komentar Amari sebagai "sebuah alasan untuk mengambil keuntungan setelah dolar melampaui angka 103 yen," demikian laporan AFP.

(S004) 

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013