Jakarta (ANTARA) -
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengapresiasi peluncuran aplikasi "Ikhtiar Men-Zero-kan Stunting (Inzting)" yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk mencegah stunting dari hulu ke hilir.
 
"Memang ini (aplikasi Inzting) dari hulu sampai hilir mulai dari remaja, mau nikah, hamil, kemudian setelah melahirkan, bayi di bawah lima tahun (balita) tercakup semua di dalam aplikasi," kata Hasto dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.
 
Ia mengapresiasi aplikasi tersebut karena menyangkut penanganan stunting dari hulu ke hilir, dan tepat menyasar keluarga berisiko stunting.
 
Ia juga mengutarakan bahwa provinsi Sulsel telah melaksanakan lima pilar dalam target tujuan pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030 yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Baca juga: Kepala BKKBN harap PKH bantu atasi stunting

Baca juga: Komisi IX-BKKBN gencarkan edukasi warga Sulsel cegah stunting
 
"Yang diberikan kepada para gubernur ada lima pilar. Pertama, komitmen, kemudian sosialisasi lewat Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE), ketiga, konvergensi, keempat, penyediaan pangan, dan terakhir data. Hari ini saya lihat komitmen Pak Gubernur luar biasa, jadi Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS)," tuturnya.
 
Keempat, terjaminnya ketersediaan pangan, dan kelima, komitmen untuk satu data. Ia pun mengapresiasi Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin yang telah memenuhi kelima pilar tersebut.
 
Ia juga berpesan kepada Bahtiar agar semua energi dana desa diarahkan ke percepatan penurunan stunting.
 
"Saya titip Program Keluarga Harapan (PKH), anggaran dari pusat diarahkan untuk stunting sehingga kalau tidak belanja untuk stunting berarti tidak tepat sasaran," kata dia.
 
Sementara, Bahtiar menyatakan bahwa pihaknya terus mendorong satu data agar penanganan stunting bisa tepat sasaran, merata dan tidak terduplikasi.
 
"Saya sejak awal dulu ada satu data, karena bagaimana supaya uang yang terbatas itu bisa terkonsolidasi, maka harus berangkat dari satu data, satu data oleh seluruh instansi kabupaten/kota sama semua," ujar Bahtiar.
 
Ia menjelaskan, basis data tersebut telah diintegrasikan di tingkat provinsi.
 
"Nanti satu pintu untuk dilaporkan ke Kementerian Kesehatan dan BKKBN RI. Kemudian, ada juga data dari BKKBN yang bisa kita hubungkan," katanya.
 
Ia juga menekankan bahwa ada banyak aspek yang harus digerakkan dalam percepatan penurunan stunting di Sulsel.
 
"Mengatasi stunting ini kelihatannya memiliki banyak dimensi aspek, yakni kesehatan, kebiasaan, ekonomi, budaya, pengetahuan, maupun faktor-faktor di luar kendali manusia seperti alam, dan lain sebagainya," paparnya.
 
Aplikasi Inzting sebagai pengembangan digitalisasi inovasi, kata dia, memiliki tujuan untuk mewujudkan lingkungan keluarga yang berdaya dan mandiri, serta mampu mengupayakan kesehatan pribadi dan ketahanan keluarga secara optimal.*

Baca juga: Direktur P3 BKKBN apresiasi program penanganan gizi Bantaeng

Baca juga: Pj Gubernur Sulsel minta masyarakat-swasta kolaborasi atasi stunting

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023