Changcun (ANTARA) - Ladang minyak kuno di Jilin, China, mempelopori produksi minyak mentah nol karbon yang pertama di China.

Ma Tianchi (45), seorang pekerja minyak yang bertanggung jawab untuk mengawasi sumur minyak, memiliki pekerjaan yang lebih dari sekadar mengekstraksi minyak konvensional, yakni memelihara lebih dari 500 panel fotovoltaik yang menghasilkan listrik.

Ma bekerja di Jilin Oilfield, anak perusahaan PetroChina, yang terletak di Provinsi Jilin, China timur laut. Pada Agustus tahun ini, ladang minyak tersebut menandai tonggak penting setelah secara resmi menghasilkan barel minyak mentah nol karbon pertama di China.

Minyak mentah nol karbon mengacu pada penggunaan sumber energi yang sepenuhnya ramah lingkungan untuk semua aspek produksi minyak mentah, sehingga menghasilkan nol emisi karbon selama proses tersebut.

Jilin Oilfield, yang memiliki sejarah ekstraksi minyak selama lebih dari 60 tahun, mengalami kesulitan karena fluktuasi harga minyak internasional dan keterbatasan sumber daya, sehingga mengakibatkan kerugian pada 2015.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ladang minyak ini sukses membalikkan keadaan, dengan mendayagunakan teknologi ramah lingkungan yang memanfaatkan sumber daya terbarukan seperti energi bayu, solar, dan panas bumi, guna mendorong operasinya.

Panel-panel surya yang dikelola oleh Ma merupakan bagian integral dari peralihan hijau ini. Panel fotovoltaik itu secara kolektif menghasilkan sekitar 1.900 Kilowatt-jam (kWh) listrik per hari. Produksi energi ramah lingkungan ini memenuhi kebutuhan listrik siang hari di 72 sumur minyak.

Pada Maret tahun ini, ladang tersebut menghubungkan proyek pembangkit listrik tenaga bayu dan surya berkapasitas 150.000 kW ke jaringan listrik, menghasilkan 360 juta kWh listrik per tahun, setara dengan seperempat konsumsi tahunan perusahaan tersebut. Inisiatif itu menghemat 110.900 ton batu bara dan mengurangi emisi karbon sebesar 282.000 ton.

Tenaga listrik yang dihasilkan oleh energi yang lebih ramah lingkungan lebih murah dibandingkan jaringan listrik tradisional, sehingga membantu memangkas biaya, kata Jia Xuefeng, kepala departemen energi baru di Jilin Oilfield.

Jia menambahkan bahwa pengurangan emisi karbon yang dicapai dapat diperdagangkan sebagai kuota di pasar karbon internasional, yang juga dapat memperoleh pendapatan senilai hampir 100 juta yuan atau Rp214 miliar setiap tahunnya untuk ladang minyak tersebut.

Selain itu, ladang minyak tersebut mengimbangi emisi karbon dari konsumsi bahan bakar fosil melalui teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon, sehingga mencapai netralitas karbon.

Per 1 September, ladang minyak itu telah menyuntikkan lebih dari 3 juta ton karbon dioksida ke dalam tanah, setara dengan jumlah yang diimbangi dengan penanaman 27 juta pohon.

"Berdasarkan pengalaman minyak mentah nol karbon itu, diharapkan akan ada lebih banyak ladang minyak rendah karbon, nol karbon, dan bahkan negatif karbon, yang akan mendukung China dalam mewujudkan target pengurangan karbonnya," kata wakil kepala pabrik ekstraksi minyak di Jilin Oilfield Zhang Chengming.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023