ini kerja sama yang strategis
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menerima kunjungan Menteri Administrasi Program Akusisi Pertahanan (DAPA) Korea Selatan Eom Dinghwan di Jakarta, Kamis, guna membahas keberlanjutan kerja sama pengembangan pesawat tempur Korea Fighter X dan Indonesia Fighter X (KFX/IFX).

Di Gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis, Moeldoko mengatakan pengembangan pesawat tempur KFX/IFX terus berlanjut karena kerja sama industri pertahanan menjadi penting bagi hubungan antara Indonesia dengan Korea Selatan yang tahun 2023 memasuki usia 50 tahun.

"Arahan Presiden (Joko Widodo), kerja sama dilanjutkan, karena (ini) salah satu kerja sama yang strategis, baik untuk pembangunan infrastruktur pertahanan jangka panjang maupun transfer knowledge teknologinya," kata Moeldoko.

Baca juga: KSP: Tahun politik jadi pertarungan gagasan demi lanjutkan pembangunan

Kerja sama pesawat tempur KFX/IFX itu dilaksanakan di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) RI dan Kementerian Pertahanan RI.

Dalam kerja sama tersebut, Indonesia akan mendapatkan transfer teknologi pesawat tempur. Proyek itu diperkirakan memproduksi 120 unit pesawat tempur untuk Korea Selatan dan 48 unit untuk Indonesia.

Moeldoko juga menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia, melalui Kantor Staf Presiden, Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan, dan TNI, terus mencari terobosan agar keberlanjutan kerja sama pengembangan pesawat tempur KFX/IFX bisa berjalan.

Baca juga: Moeldoko: Pengembangan jet tempur dengan Korsel harus dipikirkan betul

Sementara itu,  Eom Dinghwan mengapresiasi komitmen Pemerintah Indonesia untuk melanjutkan kerja sama pengembangan pesawat tempur KFX/IFX.

"Ini sejalan dengan kesepakatan pemimpin kedua negara, bahwa Indonesia dan Korea adalah mitra terbaik," kata Dinghwan.

Keberlanjutan kerja sama tersebut juga bertepatan dengan HUT ke-78 TNI, Kamis.

Baca juga: Moeldoko minta TNI jalankan amanat Jokowi soal pangan dan netralitas

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023