Anak yang sudah stunting tetap kita lakukan tata laksana, intervensi gizi kita sesuaikan dengan status gizinya, kemudian distimulasi perkembangannya
Jakarta (ANTARA) -
Pelaksana tugas Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Lovely Daisy mengatakan bahwa anak yang sudah terlanjur stunting harus terus distimulasi agar otaknya tetap berkembang dengan baik.
 
"Anak yang sudah stunting tetap kita lakukan tata laksana, intervensi gizi kita sesuaikan dengan status gizinya, kemudian distimulasi perkembangannya," kata Lovely saat ditemui usai acara Humanitarian Award oleh Yayasan 1000 Cita Bangsa di Jakarta, Kamis.
 
Ia menjelaskan anak yang sudah terlanjur terjadi gangguan pertumbuhan seperti stunting, bukan hanya fisiknya yang bermasalah, tetapi otaknya juga pasti mengalami gangguan sehingga perlu terus distimulasi dan dipantau gizinya.
 
"Jadi tetap dipantau pertumbuhannya, kemudian gizi tetap diberikan sesuai dengan status gizinya, dan dilakukan stimulasi terhadap perkembangannya, supaya otak tetap berkembang, meski tubuhnya sudah terlanjur tidak berkembang optimal," ujarnya.
 
Kemenkes selama ini, lanjutnya, terus berupaya meningkatkan intervensi spesifik dengan langsung menyasar keluarga berisiko stunting mulai dari sebelum hamil, saat hamil, sampai ke kelahiran bayi, balita, hingga imunisasi.

Baca juga: Pakar: Stunting bisa mempengaruhi kecerdasan otak anak
Baca juga: Kurang asupan gizi sebabkan stunting hingga lemahkan otak
 
"Ada satu intervensi sensitif (tidak langsung) dari Kemenkes yaitu setop buang air besar sembarangan, tetapi yang lainnya intervensi spesifik," ucapnya.
 
Ia memaparkan intervensi spesifik ini memang sebagian ada yang sudah mencapai target, sebagian lagi ada yang belum, salah satunya yakni pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.
 
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, 18,5 persen dari bayi lahir itu sudah pendek, sehingga intervensi perlu terus dilakukan sebelum bayi lahir.
 
"Mesti terus diintervensi pada remaja, calon pengantin, ibu hamil harus periksa hamil secara rutin minimal enam kali, minum tablet tambah darah, ibu hamil yang kurang energi kronis diberikan makanan tambahan," kata dia.
 
Ia menekankan bahwa Kemenkes terus memperkuat intervensi spesifik untuk penanganan stunting.
 
"Kalau ada masalah ditemukan kita tata laksana. Kalau ada ibu hamil kurang energi kronis, kita tata laksana. Ibu hamil ini harus periksa kehamilan minimal enam kali, dua kalinya dengan dokter. Kalau semua sudah dikerjakan dan semua masyarakat mau hadir fokus untuk stunting, pasti teratasi," ujar Lovely Daisy.

Baca juga: Ahli: perkembangan otak anak stunting tidak bisa pulih

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023