Kupang (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengingatkan masyarakat terkait ancaman bahaya erupsi atau letusan eksplosif yang masih terus terjadi hingga kini.

"Kemarin masih terjadi erupsi dengan tinggi kolom letusan mencapai lebih kurang 700 meter di atas puncak, sehingga harus tetap diwaspadai oleh masyarakat dengan tidak beraktivitas di sekitar gunung," kata Pengamat Gunung Api Mahir Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian di Lewoleba, Kabupaten Lembata, Jumat.

Baca juga: PVMBG: Hindari aktivitas dekat Gunung Ile Lewotolok NTT

Berdasarkan data PVMBG, tercatat 1.073 kali gempa letusan atau erupsi Gunung Ile Lewotolok telah terjadi pada periode 16-30 September 2023.

Sampai saat ini erupsi atau letusan eksplosif masih tetap berlangsung dengan jangkauan lontaran lava (pijar) dominan masih di sekitar area kawah, namun dapat juga menjangkau sejauh sekitar 500 meter keluar dari kawah

"Untuk itu, masyarakat, pengunjung, pendaki, atau wisatawan tidak boleh memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilo meter dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok," kata dia.

Selain potensi letusan, ada juga potensi ancaman bahaya dari hujan abu yang arah dan jangkauan sebaran bergantung pada arah dan kecepatan angin.

Kemudian, ada potensi ancaman bahaya dari aliran lahar pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung, terutama pada musim hujan.

Lalu ada potensi ancaman bahaya dari gas vulkanik beracun di daerah puncak atau kawah gunung tersebut.

Baca juga: Erupsi Ile Lewotolok di Lembata menurun

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok kembali erupsi setinggi 800 meter


Dengan adanya kejadian dengan kolom erupsi yang tinggi dan tingkat aktivitas level II atau waspada, Stanislaus berharap masyarakat, khususnya tiga desa yang berada di dekat gunung api itu untuk memerhatikan arahan yang telah diberikan. Ketiga desa tersebut, yakni Desa Lamawolo, Lamatokan dan Jontona.

"Pastikan untuk memakai masker agar melindungi mulut dan hidung untuk menghindari gangguan pernapasan karena abu vulkanik," katanya mengingatkan.

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023