Jakarta (ANTARA) -
Pemerintah Kota Jakarta Timur membuat bronjong atau anyaman dari kawat untuk wadah bebatuan sebagai penahan longsor di beberapa lokasi yang berpotensi terjadi longsor saat musim hujan.
 
"Kami membuat bronjong, khususnya warga yang tinggal di bantaran kali. Jangan sampai rumah warga tergerus air kali," kata Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar di Jakarta, Sabtu.
 
Menurut dia, banyak warga yang tinggal di bantaran kali, seperti Kali Sunter, Kali Cipinang dan Kali Ciliwung yang rawan terjadi banjir dan longsor saat musim hujan.
 
"Ada tujuh kali yang melintasi Jakarta Timur. Kami pun berkoordinasi dengan Sudin Bina Marga, Sudin SDA dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) untuk mengantisipasi longsor," kata Anwar.

Baca juga: BPBD DKI antisipasi longsor di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur
 
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur juga akan memberikan sosialisasi kepada masyarakat perihal antisipasi ketika terjadi longsor. Seperti mengevakuasi warga hingga memastikan pasokan logistik.
 
"Warga yang tinggal di bantaran kali atau sungai, terutama bantarannya, wilayahnya agak tinggi atau curam. Kami berupaya memberikan sosialisasi kepada masyarakat perihal antisipasi ketika terjadi longsor," ujarnya.
 
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah mengantisipasi gerakan tanah atau longsor di sejumlah wilayah di Jakarta khususnya Jakarta Selatan dan Jakarta Timur (Jaktim) pada Oktober 2023.

BPBD DKI Jakarta telah menyusun potensi gerakan tanah berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG.

Baca juga: Pengamat tata kota minta BPBD DKI sebarkan peta lokasi rawan longsor
 
"Wilayah yang berpotensi mengalami pergerakan tanah pada Oktober 2023 adalah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur," kata Kepala BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (2/10).
 
Isnawa menyebutkan, wilayah Jakarta Selatan yang berpotensi longsor berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Yakni Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu dan Pesanggrahan.
 
"Kemudian Jakarta Timur meliputi wilayah Cipayung, Kramat Jati dan Pasar Rebo," kata Isnawa.
 
Adapun sebagian wilayah yang berpotensi longsor tersebut berada di zona menengah dan zona tinggi. Zona menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023