Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bankJakarta, Senin pagi,menguat 30 poin menjadi Rp9.030/9.035 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.060/9.070, karena sentimen positip pasar berlanjut. "Menguatnya yen terhadap dolar AS merupakan faktor utama bagi rupiah untuk menguat lebih lanjut, setelah keluarnya data tenaga kerja yang ternyata di luar perkiraan sebelumnya," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Senin. Menurut dia, laporan Depnaker AS menyebutkan data tenaga kerja AS yang diserap ekonomi AS pada Juni sekitar 121.000 jiwa, jauh di luar perkiraan sebelumnya sebesar 185.000. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan negara "Paman Sam" itu makin melambat. Situasi ini juga disebabkan adanya kekhawatiran bahwa inflasi di negara tersebut makin meningkat yang memicu bank sentral AS (The Fed) pada Agustus nanti akan kembali menaikkan suku bunga AS, katanya. Hal ini, lanjutnya, memicu yen menguat terhadap dolar AS yang didukung pula oleh rencana bank sentral Jepang (BOJ) yang akan segera mengakhiri suku bunga nol persen akan menaikkan bunganya sebesar 25 basis poin. Karena itu dolar AS terhadap yen turun menjadi 113,90 dari sebelumnya 114,05, euro terhadap dolar AS jadi 1.2810 dari 1,2865 dan euro terhadap yen jadi 145,90. Melambatnya pertumbuhan ekonomi AS yang merupakan pasar utama produk Jepang mengakibatkan eksportir Jepang merasa khawatir karena penjualan produk ke negara itu akan makin berkurang dan mengurangi gain yang diperoleh. Apabila kondisi ini memicu yen menguat terhadap dolar AS semakin kurang kompetitip produknya di pasar global, katanya. Ia mengatakan rupiah melihat situasi pasar seperti ini diperkirakan akan bisa mencapai level Rp9.000 per dolar AS, bahkan sepanjang pekan ini akan terus menguat hingga jauh berada di level Rp9.000 per dolar AS. "Kami optimis pasar sangat mendukung pergerakan rupiah yang terus menguat, meski saat ini di dalam negeri timbul protes atas pemberian gaji ke 13 bagi para pejabat," katanya. Menurut dia, peluang rupiah untuk menguat makin terbuka lebar, asalkan kondisi ini tidak diimbangi dengan munculnya aksi demo yang besar yang menahan pergerakan mata uang lokal itu. Rupiah diperkirakan akan bisa mencapai level Rp8.500 hingga Rp8.700 per dolar AS pada akhir tahun ini bahkan kalau tidak ada hambatan mata uang lokal itu akan mencapai Rp8.300 per dolar AS, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006