Perkembangan teknologi dapat membantu hiburan tradisional untuk menjangkau lebih banyak penonton, tentu ini dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap hiburan tradisional.
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Pariwisata Universitas Sebelas Maret Surakarta Bambang Irawan mengatakan bahwa perkembangan teknologi memiliki peluang dan tantangan bagi seniman tradisi dan industri hiburan tradisional saat ini.

Menurut Bambang, saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin, perkembangan teknologi dapat menjadi peluang bagi industri hiburan tradisional untuk tetap bertahan dan berkembang. Sebab, teknologi menawarkan kemudahan dan aksesibilitas yang tinggi.

"Perkembangan teknologi dapat membantu hiburan tradisional untuk menjangkau lebih banyak penonton, tentu ini dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap hiburan tradisional," kata Bambang.

Teknologi memberikan platform yang lebih besar bagi seniman tradisi untuk memperkenalkan karya mereka ke khalayak yang lebih luas, baik tingkat nasional maupun internasional. Media sosial seperti YouTube dan Instagram telah menjadi alat yang kuat dalam mempromosikan karya seni tradisional.

Baca juga: Alat musik berusia 200 tahun dihadirkan pada Festival Seni Agam Sumbar

Bambang mencontohkan Seni Ketoprak Balekambang di Solo, Jawa Tengah, dan wayang kulit yang kini dapat dinikmati melalui media digital, sebagai bukti nyata bahwa seniman yang cerdas dapat menggabungkan tradisi dengan teknologi untuk mencapai keberhasilan luar biasa.

“Seni Ketoprak Balekambang di Solo, yang dulu mungkin penontonnya cuma bisa 10 setiap hari sekarang memiliki jutaan pengikut di YouTube dan menghasilkan pendapatan dari sana," kata Bambang.

Bambang juga mengatakan bahwa perkembangan teknologi dapat membantu hiburan tradisional untuk menjadi lebih menarik, misalnya dengan menggabungkan unsur-unsur tradisional dengan unsur-unsur modern.

Namun, Bambang juga mengatakan bahwa perkembangan teknologi juga memberikan tantangan bagi seniman dan hiburan tradisional. Salah satu tantangannya adalah berkurangnya minat masyarakat untuk menyaksikan hiburan tradisional secara langsung.

Selain itu, teknologi juga dapat membuat masyarakat menjadi tidak mau membayar untuk menikmati hiburan tradisional. Seni tradisi yang ditayangkan di media sosial dianggap gratis sehingga masyarakat enggan menonton langsung karena harus membayar. 

Praktik itu bisa menyebabkan pendapatan pelaku seni tradisi menurun.

Baca juga: Kemendikbudristek optimistis pengembangan seni tradisi kian mendunia

Tantangan lainnya adalah masih ada seniman tradisi yang relatif gagap teknologi atau gaptek sehingga menghambat mereka memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan dan mempromosikan karyanya.

"Dengan adanya teknologi ini juga akhirnya dapat mengurangi minat masyarakat untuk menyaksikan hiburan tradisional secara langsung karena mereka bisa nonton di mana saja," ujar Bambang.

Bambang menekankan pentingnya seniman tradisi untuk memanfaatkan teknologi dengan bijak dan kreatif, serta berharap agar seniman muda di seluruh Indonesia dapat membaca peluang dan tantangan teknologi dengan baik. Membaca peluang dan tantangan adalah langkah penting untuk memastikan bahwa seni dan budaya tradisional tetap hidup dan relevan dalam era digital ini.

"Pelaku hiburan tradisional harus dapat memanfaatkan perkembangan teknologi, ini penting untuk memastikan bahwa hiburan tradisional dapat tetap bertahan dan berkembang di tengah kemajuan zaman," kata Bambang.

Baca juga: Mengenal seni Pangkak, akapela khas Pulau Kangean

Baca juga: Liburan sambil belajar seni tradisi di Sanggar Jaka Baru Indramayu

Baca juga: Oleh-oleh topeng dan wayang cepak diburu pemudik yang lewati Indramayu


Pewarta: Arif Prada
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023