Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengatakan pihaknya sudah menyiapkan berbagai instrumen untuk mengantisipasi tingginya inflasi sebagai akibat rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.

"BI akan terus mengikuti dan menyimak perkembangan pembahasan RAPBN-P mengenai kenaikan BBM ini, tentu pasar sudah menduga akan ada tekanan inflasi dan kita siap meresponnya," kata Agus di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, BI menyiapkan berbagai kebijakan untuk menahan laju inflasi yang diperkirakan akan membengkak akibat kenaikan harga BBM ini.

"Kalau itu terjadi BI akan keluar dengan bauran kebijakan untuk merespon kondisi itu," katanya.

Dijelaskannya, BI memiliki banyak instrumen untuk merespon lonjakan inflasi seperti dengan menaikkan BI rate, kebijakan nilai tukar dan lain-lain serta bisa bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain.

Agus menegaskan bahwa respon yang akan dilakukan BI tidak semata-mata hanya dengan suku bunga, karena banyak instrume yang bisa diambil untuk mengendalikan inflasi yang muncul karena kebijakan Pemerintah atau administered price ini.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan dampak langsung inflasi dari kenaikan harga BBM Rp1.000 per liter sebesar 0,62 persen, sehingga jika Pemerintah menaikkan Rp2.000 akan berdampak inflasi langsung sebesar 1,24 persen.

Angka itu belum menghitung dampak inflasi tidak langsung seperti kenaikan harga barang-barang dan transportasi.

Pemerintah sebelumnya mengubah asumsi inflasi di APBN 2013 sebesar 4,3 persen menjadi 7,2 persen di RAPBNP 2013. 

Pewarta: Dody Ardiansyah
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013