Jakarta (ANTARA) - Ahli Gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Fitri Hudayani menyatakan masyarakat dapat mengatur asupan gizi seimbang saat bekerja atau beraktivitas di luar rumah dengan menghindari makanan yang dominan mengandung lemak.

"Jika sudah mengonsumsi makanan tradisional yang mengandung santan, maka makanan lain yang harus dipilih untuk kita konsumsi adalah makanan yang tidak digoreng atau juga bersantan," kata Fitri Hudayani kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

Fitri menuturkan seringkali masyarakat yang tidak membawa bekal, membeli makanan yang tinggi lemak dan karbohidrat di sela waktu istirahat beraktivitas. Padahal, makanan tersebut mengandung minyak, santan, kelapa, tepung atau umbi-umbian dalam bahan olahannya.

Salah satu jenis makanan yang mengandung banyak lemak adalah makanan tradisional berupa rendang dan sayur lodeh. Memakan hidangan itu dalam jumlah banyak dikhawatirkan dapat menyebabkan asupan energi dalam tubuh menjadi berlebihan.

Baca juga: Makanan bergizi & evaluasi PHBS optimalkan pencegahan tengkes

Maka dari itu, lanjut dia, konsumsi makanan yang berlemak sebaiknya tidak dilakukan dalam jumlah yang berlebihan atau secukupnya saja. Kalaupun ingin memakan makanan berlemak, Fitri menyarankan masyarakat untuk menambah lauk lain yang mengandung serat dan rendah energi.

Ia juga mengingatkan jika asupan gizi seseorang berbeda-beda untuk tiap individu tergantung usia, jenis kelamin dan aktivitas fisik yang dijalaninya.

"Misalnya pada orang dewasa semakin bertambah usia, maka ada pengurangan kebutuhan energi. Hal ini disebabkan adanya proses perlambatan metabolisme, laki-laki dewasa membutuhkan energi yang lebih tinggi dibandingkan perempuan,” ujarnya.

Hal lain yang harus diperhatikan yakni semakin aktif seseorang bergerak dalam kegiatan sehari-hari, maka tubuh akan membutuhkan energi lebih tinggi dibandingkan orang dewasa yang hanya duduk saat melakukan aktivitas pekerjaan.

Setelah memahami dampak dari membeli makanan yang tidak sehat, Fitri menjelaskan cara untuk mengetahui apakah makanan yang dikonsumsi sudah sesuai dengan kebutuhan yaitu dengan mengukur berat badan minimal tujuh hari sekali, guna memastikan berat badan tetap dalam batas normal.

"Kita upayakan indeks massa tubuh kita dalam nilai normal yaitu antara 18,5 hingga 23 kg/m2," ucapnya.

Sedangkan untuk menjaga berat badan tubuh tetap normal sembari berkegiatan, masyarakat dianjurkan menjaga asupan gizi seimbangnya sesuai dengan kebutuhan yang berasal dari karbohidrat.

Baca juga: Makanan bergizi tinggi penting bagi pendonor darah

Takarannya adalah kurang lebih 60 persen dari kebutuhan energi yang berasal dari makanan pokok, misalnya nasi atau kelompok penukarnya, sayur dan buah-buahan. Adapun 25 persen energi lainnya berasal dari lemak serta 15 persen dari sumber protein hewani seperti daging, ikan dan telur.

"Dianjurkan lemak bukan berasal dari sumber lemak jenuh. Misalnya jeroan, kulit gorengan sebagai makanan selingan," ujarnya.

Fitri mengatakan protein hewani juga bisa pula diganti dengan kacang-kacangan yang telah diolah berupa tahu dan tempe yang dikonsumsi sebagai lauk pauk.

"Komposisi di atas dapat diterjemahkan ke dalam susunan makanan sehari-hari, baik yang dikonsumsi di rumah maupun yang disiapkan untuk bekal saat beraktivitas di luar rumah. Begitu juga dengan makanan yang kita beli di luar. Sebaiknya memilih makanan yang memang sehat dan tidak memberikan risiko kelebihan asupan," ujar Fitri.

Baca juga: Makanan bergizi ini dapat tingkatkan peluang hamil

Baca juga: BKKBN ajak masyarakat kolaborasi turunkan stunting 5,6 persen/tahun

Baca juga: Dokter gizi ingatkan pentingnya asupan nutrisi pada 1000 HPK anak


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023