Mereka (petani dan peternak) harus terhubung menjadi supply chain industri.
Subang (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) berkomitmen untuk memperkuat produksi susu segar di Indonesia melalui pengembangan ekosistem sapi perah berbasis koperasi.

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki, dalam kunjungan kerja di Kabupaten Subang, Jawa Barat (Jabar), Senin, mengatakan bahwa saat ini petani dan peternak tak bisa berjalan sendiri-sendiri dalam memperkuat koperasi sapi perah dan petani pakan ternak (silase).

"Mereka (petani dan peternak) harus terhubung menjadi supply chain industri," katanya pula.

Ia menyebutkan, melalui kerja sama antara Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM dengan PT Global Dairi Alami (GDA), produsen MilkLife, maka akan ada pengembangan ekosistem sapi perah berbasis koperasi.

Penandatanganan nota kesepahaman ditandatangani oleh Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo dan juga Chief Executive Officer (CEO) PT Global Dairi Alami Ihsan Mulia Putri, di Subang, Senin.

Dengan adanya kerja sama itu diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan produksi susu sapi segar di Indonesia.

Melalui kerja itu, LPDB-KUMKM memberikan pembiayaan kepada koperasi sebesar Rp5 miliar sebagai modal kerja untuk penyediaan bibit sapi berkualitas, dan penyediaan pakan hijauan untuk sapi perah. Selain itu, juga bisa untuk pembiayaan sarana produksi para petani yang bergabung bersama koperasi.

Teten mengatakan, saat ini petani dan peternak tak bisa berjalan sendiri-sendiri dalam memperkuat koperasi sapi perah dan petani pakan ternak (silase).

"Mereka harus terhubung menjadi supply chain industri. Bersama dengan GDA sepakat membangun kerja sama, bagaimana memperkuat koperasi petani sapi perah ini dengan GDA," kata Menkop UKM.

Ia menilai, kerja sama LPDB-KUMKM dengan GDA merupakan proyek kerja sama yang cukup baik. Kemenkop UKM menyediakan pembiayaan melalui LPDB, untuk menyalurkannya kepada koperasi yang akan menjadi supply chain dari GDA.

"Karena sudah ada kepastian harga dan kepastian marketnya. Jadi tidak mungkin terjadi kredit macet di LPDB. Kami juga punya KUR Klaster yang dikembangkan lebih besar dari pada kerja sama ini," ujar Menkop UKM.

Teten menyebutkan, terdapat dua hal penting yang dikerjasamakan petani dengan GDA. Pertama, petani bisa menyuplai kebutuhan pakan sekitar 50 persen sapi dari silase jagung. Kedua, dengan kerja sama penyediaan bibit sapi unggul GDA kepada peternak.

Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, MoU dengan GDA memberikan modal kerja kepada para petani dengan ukuran yang berbeda-beda.

"Kami bekerja sama dengan koperasi di sini dengan pembiayaan sekitar Rp5 miliar. Ditargetkan pada Desember 2023, kebutuhan untuk silase hijauan di GDA bisa disuplai sebanyak 50 persen oleh koperasi," katanya pula.

Jumlah tersebut terus meningkat dari kerja sama pertama kali yang hanya mampu menyuplai sekitar 30 persen.

CEO PT Global Dairi Alami (GDA) Ihsan Mulia Putri mengatakan, pihaknya memperkuat kerja sama permodalan bagi mitra usahanya dengan LPDB-KUMKM dimulai dengan dilakukannya MoU terkait impor sapi perah 200 Heads bagi Koperasi Peternak Mitra. Kemudian Kredit Usaha Tebon Jagung bagi Koperasi Tani Mitra.

“Melalui kerja sama ini, GDA ikut serta membantu pemerintah dalam meningkatkan produksi SSDN (susu segar dalam negeri). Kami berharap GDA sebagai pemain susu nasional, bersama dengan pemerintah bisa mewujudkan tujuan tersebut," katanya lagi.

Ia juga menambahkan di tahun ini, GDA menargetkan untuk dapat memproduksi susu sebanyak 30 liter. Namun sekitar 15 liter masih memiliki kekurangan karena minimnya pakan yang berkualitas.

"Sehingga dalam memenuhi target 30 liter (produksi susu) ini, kami menggandeng koperasi petani," kata Ihsan. 
Baca juga: Produksi susu segar bakal melonjak dengan Perpres
Baca juga: Kementan dorong produksi susu segar nonsapi

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023