Jakarta (ANTARA) - Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong memperkirakan rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terkoreksi menjelang risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Rabu malam (waktu Indonesia).

“Dolar AS terkoreksi setelah pernyataan dovish akan suku bunga dari dua pejabat The Fed Raphael Bostic dan Neel Kashkari bahwa The Fed tidak perlu kembali menaikkan suku bunga,” ujar dia ketika dihubungi Antara, Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, Bostic khawatir akan perang Palestina melawan Israel, sedangkan Kashkari menyinggung imbal hasil obligasi AS yg sudah tinggi akan menurunkan inflasi.

“Efek dari perang bisa memicu investor ke risk off dan memborong obligasi AS dan akan menyebabkan imbal hasil obligasi turun dan ekspektasi suku bunga secara keseluruhan. Namun, masih terlalu dini untuk menyimpulkan,” ucap Lukman.

Hari ini, dia memprediksi rupiah bergerak di kisaran Rp15.650-Rp.15.750 per dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi menguat sebesar 0,09 persen atau 14 poin menjadi Rp15.725 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.739 per dolar AS.

Pada Selasa (10/10), Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra telah menyampaikan bahwa ekspektasi pasar bahwa suku bunga akan bertahan di akhir tahun terlihat meningkat dari 57 persen menjadi 74 persen menurut CME FedWatch Tool.

Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS turut mengalami penurunan, yakni tenor 10 tahun turun dari kisaran 4,8 persen ke 4,6 persen.

Baca juga: Praktisi: Rupiah melemah seiring perang Palestina melawan Israel
Baca juga: BI gandeng Koarmada II gelar Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2023 

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023