Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang pengaturan impor beras yang berakhir 31 Juli hingga Desember 2006 yang artinya tidak ada impor beras hingga akhir tahun ini. "Keputusan rapat kali ini yang pertama adalah pengaturan impor dilanjutkan, 31 Juli selesai diperpanjang sampai akhir Desember 2006," kata Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan Bayu Krisnamurti usai rapat koordinasi perberasan di Kantor Menteri Perekonomian, Jakarta, Senin. Selain itu, rakor yang antara lain dihadiri Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian dan Dirut Perum Bulog itu juga memutuskan lahan persawahan yang mengalami kekeringan akan mendapatkan kompensasi kerugian dari dana tanggap darurat sebesar Rp4,3 Miliar. "Mengenai kekeringan Mentan sudah punya program. Ada suatu mekanisme untuk memberi kompensasi dengan mekanisme dan persyaratan yang ketat untuk memastikan yang menerima adalah yang mengalami kekeringan," jelas Bayu. Sementara itu, Menteri Pertanian Anton Apriantono mengatakan bahwa berdasarkan data dan prediksi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), kemarau saat ini termasuk kategori normal dengan curah hujan yang normal. "Yang terjadi petani memaksakan menanam padi pada musim kemarau terutama di sawah-sawah tadah hujan. Itu melegakan kami artinya prediksi produksi padi belum terganggu," katanya. Mengenai mekanisme pemberian kompensasi, lanjut dia, Pemerintah Daerah nanti mengajukan data-data kekeringan dan kelompok taninya. Setelah itu, data yang ada diverifikasi untuk pemberian bantuan. Berdasarkan data dari Badan Ketahanan Pangan Nasional yang diketuai oleh Kaman Nainggolan terdapat 10 propinsi yang mengalami kekeringan antara Januari - Juni 2006 yaitu seluas 33.197 hektare dan 420 hektare mengalami puso (gagal panen). Kesepuluh propinsi itu adalah NAD (16.215 hektare kekeringan dan 172 hektare puso), Sulawesi Selatan (5.507 hektare kekeringan dan 160 puso), Jawa Barat (4.413 hektare kekeringan dan 12 hektare puso), NTB (3.476 kekeringan), Sumatera Utara (2.227 hektare), Jawa Tengah (929 hektare kekeringan dan 4 hektare puso), Lampung (200 hektare dan 24 hektare puso), NTT (165 hektare kekeringan dan 48 hektare puso), Banten (55 hektare kekeringan) dan Sumatera Barat (10 hektare kekeringan). Kaman menjelaskan menurut angka ramalan II Badan Pusat Statistik (BPS) produksi padi tahun 2006 akan mencapai 54,75 juta ton Gabah Kering Panen (GKP) yang setara dengan sekitar 31 juta ton beras. "Masih ada surplus 110 ribu ton beras diakhir tahun ini," ujarnya. Dirut Perum Bulog Widjanarko Puspoyo mengatakan stok Bulog saat ini mencapai 1,3 juta ton dan di akhir tahun stok Bulog akan sekitar 572 ribu ton saja.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006