Pemerintah mendorong pemanfaatan teknologi untuk hilirisasi komoditas berbasis mineral dan logam seperti bauksit, timah, tembaga dan nikel. Proyeksi nilai investasi dalam peta jalan hilirisasi Indonesia mencapai 545.3 miliar dolar AS
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia saat ini mempunyai potensi untuk menjadi pemain kunci global atau Global Key Player industri hilirisasi berbasis komoditas.

Tercatat, realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sumber Daya Alam (SDA) nonmigas pada 2022 sebesar Rp120,1 triliun atau tumbuh 127,2 persen dibandingkan 2021 yang sebesar Rp52,9 triliun.

“Pemerintah mendorong pemanfaatan teknologi untuk hilirisasi komoditas berbasis mineral dan logam seperti bauksit, timah, tembaga dan nikel. Proyeksi nilai investasi dalam peta jalan hilirisasi Indonesia mencapai 545.3 miliar dolar AS,” kata Menko Airlangga dalam Mining Summit seperti dikutip dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Airlangga menjelaskan, salah satu kebijakan yang telah ditempuh pemerintah terkait hilirisasi yakni larangan ekspor bijih nikel pada 2020.

Kebijakan tersebut mampu meningkatkan ekspor komoditas hilirisasi nikel hingga mencapai 14,53 miliar dolar AS pada 2022. Dengan capaian tersebut, total neraca perdagangan produk hulu, antara, dan hilir komoditas nikel pada 2022 juga mengalami surplus mencapai 13,76 miliar dolar AS.

Lebih lanjut, Menko Airlangga menerangkan bahwa kebijakan hilirisasi nikel juga berhasil menumbuhkan ekosistem industri stainless steel dengan peningkatan potensi nilai tambah dari bijih nikel menjadi feronikel dan billet stainless steel menjadi 14 hingga 19 kali lebih tinggi.

Selain itu, hasil hilirisasi nikel tersebut juga menjadi bahan mentah dalam produksi baterai Electric Vehicle (EV) dengan nilai tambah dalam negeri mencapai 470 hingga 780 kali.

Hingga saat ini, terdapat beberapa investasi seperti konsorsium Indonesia Battery Company bersama Hyundai dan LG dengan total investasi sekitar 9.8 miliar dolar AS yang mencakup produksi baterai listrik dari hulu hingga hilir.

Menurut Menko Airlangga, kondisi surplus tersebut tidak hanya menyasar komoditas nikel saja melainkan juga sejumlah komoditas lainnya.

Pada 2022, neraca perdagangan komoditas bauksit mengalami surplus mencapai 622 juta dolar AS dan komoditas alumina memiliki surplus hingga 600 juta dolar AS.

“Indonesia terus berpeluang untuk menjaga rantai pasok critical minerals dan tadi saya sampaikan di forum G20, EU, maupun Indo-Pasific Economic Forum, Indonesia memastikan bahwa kita menjadi salah satu yang terdepan di perdagangan dunia. Critical minerals sangat dibutuhkan dan menjadi kunci transisi menuju energi hijau atau energi baru terbarukan, oleh karena itu Indonesia telah menetapkan beberapa komoditas yang tergolong dalam critical minerals,” kata Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga menambahkan bahwa optimalisasi hilirisasi dilakukan dengan tetap mengedepankan Environmental, Social and Governance (ESG).

Beberapa di antaranya yang telah dilakukan Pemerintah yakni mendorong pembangunan smelter guna mengolah mineral mentah dengan memberikan berbagai insentif seperti tax holiday, tax allowance, impor barang modal serta dukungan infrastruktur dan fasilitas kemudahan lainnya.

Adapun fundamental perekonomian nasional Indonesia terus mengalami penguatan dengan capaian PDB kuartal II-2023 berada pada angka 5,17 persen. Pertumbuhan yang ekspansif tersebut, salah satunya ditopang oleh sektor industri pengolahan yang mampu tumbuh sebesar 4,88 persen (yoy) dengan kontribusi mencapai 18,25 persen terhadap PDB.

Baca juga: Airlangga tekankan untuk fasilitasi UMKM dan sediakan lapangan kerja

Baca juga: Airlangga sebut RI punya andil besar dalam pertumbuhan ekonomi ASEAN

Baca juga: Pemerintah klaim NLE memperbaiki dwelling time hingga capai 2,52 hari

Baca juga: Airlangga: 'Food estate' di Merauke akan jadi kawasan ekonomi khusus

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023