Ponorogo, Jatim (ANTARA) - Tim Kementerian Desa melakukan terus mendorong para pelaku BUMDesa dan UMKM di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur agar lebih berani merambah pasar ekspor.

Peningkatan kesejahteraan ekonomi dapat didorong dari peranan kelembagaan ekonomi desa seperti BUMDesa, BUMDesa bersama, koperasi serta Usaha Kecil Menengah.

"Kita latih para pelaku usaha berbasis desa untuk dapat merambah pasar ekspor," kata Staf Khusus Menteri Desa bidang Media dan Informasi, Ahmad Iman Sukri usai membuka pelatihan BUMDesa dan UMKM di Ponorogo, Rabu.

Menurut Iman Sukri, saat ini Kabupaten Ponorogo tercatat memiliki 281 unit BUMDesa yang terbagi ke dalam tiga klasifikasi, yaitu 76 tergolong maju, 157 berkembang dan 48 tergolong BUMDesa pemula, serta 39.650 UMKM.

Kabupaten Ponorogo terpilih menjadi salah satu daerah yang dilatih memulai pasar ekspor karena dilihat berdasarkan indeks desa membangun (IDM) hingga tahun 2023, tercatat terdapat 60 desa yang telah berstatus Desa Mandiri, 157 desa maju, dan 64 desa berkembang.

Ini artinya terdapat keterkaitan antara peningkatan indeks desa membangun (IDM) dengan peranan kelembagaan ekonomi desa.

"Banyak yang melakukan produksi komoditas desa hingga menghasilkan produk unggulan yang berkualitas, namun perkembangan produksi dan inovasi pelaku usaha desa seperti BUMDesa atau BUMDesa bersama, Koperasi dan UMKM masih terkendala dalam pemasaran produknya terutama dalam mengakses pasar internasional, saat ini kita latih serta kita berikan pendampingan khusus," lanjut Iman Sukri.

Pelatihan yang digelar hingga 12 Oktober mendatang ini juga diharapkan kualitas produk desa yang sudah dapat bersaing dengan produk global, dapat didengar gaungnya dan memulai melakukan ekspor.

Melalui pelatihan memulai ekspor ini, para pelaku BUMDesa dan UMKM di Ponorogo dengan produk unggulan seperti teh kelor, olahan kunyit, olahan jahe, dan kopi berharap terus mendapat pendampingan untuk meningkatkan kualitas produk olahan, serta bimbingan untuk merambah pasar luar negeri.

"Saya bersama teman - teman BUMDesa dan UMKM menyambut baik pelatihan ini, besar harapan kami melalui program pelatihan dan pendampingan ini produk kami dapat merambah pasar luar negeri," kata Rahmat Zain, salah satu peserta pembuat produk olahan kelor.


Baca juga: Kemendes minta perguruan tinggi aktif dampingi desa

Baca juga: Menteri Desa: jumlah desa tertinggal berkurang 50 persen

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023