Changsha, China (ANTARA) - Selama lima dekade terakhir, padi hibrida yang dikembangkan secara mandiri oleh China telah dipromosikan di area budi daya seluas 600 juta hektare secara akumulatif yang tersebar di seluruh negara itu, membantu meningkatkan total panen padi sebesar 800 miliar kilogram, lapor Xinhua pada Kamis.

Beras merupakan salah satu makanan pokok terpenting bagi masyarakat China. Ilmuwan China Yuan Longping, yang dikenal luas sebagai "bapak padi hibrida", dan tim penelitinya berhasil membudidayakan galur (strain) padi hibrida dengan hasil panen tinggi pertama di dunia pada 1973.

Data budi daya padi hibrida terbaru dirilis dalam sebuah seminar internasional yang diadakan di Provinsi Hunan, China tengah, pada Rabu (11/10), dalam rangka memperingati 50 tahun keberhasilan penelitian galur padi hibrida Yuan.

Hasil panen rata-rata per 1 mu (sekitar 0,067 hektare) sawah tiap musimnya di China melonjak dari semula 170 kilogram pada tahun 1950-an dan 1960-an menjadi 470 kilogram saat ini, ujar Bai Lianyang, seorang pejabat dari Akademi Ilmu Pertanian Provinsi Hunan.

Saat ini, lebih dari 17 juta hektare padi hibrida ditanam di China setiap tahun, membantu meningkatkan produksi beras sekitar 2,5 juta ton dan memberi makan 80 juta orang lebih banyak setiap tahunnya, tambah Bai.

Sejauh ini, puluhan negara di seluruh dunia juga telah melakukan penelitian dan uji coba penanaman padi hibrida, dan area penanaman padi hibrida di luar China secara akumulatif telah mencapai hampir 8 juta hektare..

Sejak tahun 1980-an, China telah melatih lebih dari 14.000 tenaga teknis dan manajemen di bidang penelitian dan penanaman padi hibrida untuk negara-negara asing.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023