Kami mendapatkan kasus peralihan dari game online menjadi judi online dengan taruhan dalam gim berjenis MOBA (Multiplayer Online Battle Arena), jadi taruhan sampai harus (melakukan) pinjam online. Itu remaja, artinya hati-hati ada transisi gaming ke
Jakarta (ANTARA) - Praktisi kesehatan masyarakat, Spesialis Kedokteran Jiwa Dr dr Kristiana Siste Kurniasanti, mengimbau kepada para orang tua untuk mewaspadai kebiasaan gaming (bermain gim video) menjadi gambling (berjudi) yang kerap dilakukan oleh anak remaja.

"Kami mendapatkan kasus peralihan dari game online menjadi judi online dengan taruhan dalam gim berjenis MOBA (Multiplayer Online Battle Arena), jadi taruhan sampai harus (melakukan) pinjam online. Itu remaja, artinya hati-hati ada transisi gaming ke gambling," katanya di Jakarta, Kamis.

Kecenderungan anak melakukan judi, kata Kristiana, dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya rasa ingin tahu anak remaja yang besar, teknologi yang berkembang dengan cepat, serta perkembangan emosi yang tidak berdampingan dengan perkembangan pengendalian diri.

Selain itu, sambungnya, kesalahan pola asuh orang tua yang bersifat otoriter juga meningkatkan risiko anak melakukan judi. Kemudian hal tersebut menyebabkan anak remaja pada umumnya memiliki sifat impulsif, yang dengan cepat mencari kenyamanan di internet untuk mengurangi perasaan tidak enak.

Baca juga: Dokter Jiwa: Kecanduan judi "online" dapat menurun secara genetik
Baca juga: Menkominfo beri peringatan keras untuk Meta bersihkan konten judi


"Di game itu ada fitur gambling juga. Gacha system (mekanisme pembelian barang di gim video yang bersifat untung-untungan) itu gambling loh," kata Kristiana yang juga Kepala Divisi Psikiatri Adiksi, Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Berdasarkan penelitiannya pada 2019, kata dia, sekitar 30 persen anak remaja dengan usia 10-18 tahun di Jakarta mengalami adiksi internet, termasuk bermain video gim, taruhan, sosial media, bahkan pornografi.

Dia menilai orang tua perlu memiliki pola asuh yang baik supaya anak remaja tidak terjerumus ke dalam dunia judi. Salah satunya adalah dengan tidak mudah memberikan sesuatu kepada anak supaya tidak menciptakan pola pemikiran yang ingin serba instan.

"Karena yg rusak reward system dalam otak anak remaja, ingin semuanya secara gampang. Jadi anak remaja harus dididik untuk memiliki coping skill yang bagus, sehingga resiliensinya bagus," ucapnya.

Kristiana menambahkan orang tua juga perlu memberikan pujian dan tidak mengkritik secara berlebihan. Salah satu hal yang menarik anak remaja untuk bermain video gim, menurutnya, adalah penghargaan atas apa yang telah dicapai dalam gim itu.

Baca juga: BRIN: Anak-anak dan remaja termasuk kelompok rentan gangguan mental
Baca juga: BRIN: Kesehatan mental pengaruhi kualitas hidup


 

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023