Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi
Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa berkekuatan magnitudo 5,0 (M5,0)mengguncang wilayah pantai selatan Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur dipicu deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi.

"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Kamis.

Baca juga: BMKG: Gempa M5,3 di Kaimana dipicu aktivitas sesar Tarera-Aiduna

Ia mengemukakan, gempa yang terjadi pada Kamis, pukul 16.30.02 WIB itu berlokasi di laut, tepatnya pada koordinat 10,24 lintang selatan 120,10 bujur timur pada jarak 14 km arah barat laut Karera, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 34 km.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault)," katanya.

Ia mengemukakan gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Sumba Timur dengan skala intensitas III MMI (modified mercally intensity), artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.

Baca juga: BMKG: Gempa magnitudo 5,3 guncang barat daya Kaimana Papua Barat

Daryono mengemukakan hingga pukul 16.46 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa  bumi susulan (aftershock).

Ia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.

Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023