Perkiraan tersebut telah mempertimbangkan berbagai faktor eksternal dan internal,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan target pertumbuhan ekonomi pada 2014 yang ditetapkan pada kisaran 6,4 persen--6,9 persen telah mempertimbangkan kondisi perekonomian global terkini.

"Perkiraan tersebut telah mempertimbangkan berbagai faktor eksternal dan internal," katanya dalam menyampaikan tanggapan pemerintah terhadap pandangan fraksi atas kerangka ekonomi makro tahun 2014 di Rapat Paripurna DPR RI, Jakarta, Selasa.

Chatib menjelaskan perekonomian global pada 2014 diperkirakan membaik yang ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara yang terkena krisis serta meningkatnya volume perdagangan dunia.

Sedangkan dari sisi sektoral, yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi adalah sektor industri, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan telekomunikasi.

"Pemerintah optimis bahwa asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2014 akan dapat dicapai sesuai dengan kapasitas perekonomian Indonesia," katanya.

Sementara, terkait laju inflasi yang ditetapkan pada kisaran 3,5 persen-5,5 persen, Chatib mengatakan pemerintah akan mengupayakan peningkatan produksi komoditas pangan untuk meredam gejolak harga dan menerapkan kebijakan dalam bidang energi.

"Laju inflasi yang rendah dan stabil dalam jangka waktu panjang dapat mendorong perekonomian Indonesia untuk konvergen dengan laju inflasi negara kawasan sehingga mendorong Indonesia lebih kompetitif," katanya.

Menurut dia, laju inflasi akan meningkat tahun depan, karena perekonomian global yang tumbuh akan mendorong peningkatan permintaan dunia terhadap beberapa komoditas utama, seperti bahan pangan dan energi di pasar internasional.

Chatib mengatakan terkait asumsi nilai tukar rupiah Rp9.600-Rp9.800 per dolar AS, pemerintah akan melakukan harmonisasi kebijakan fiskal, moneter dan sektor riil untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah serta mengantisipasi krisis pada sektor keuangan.

"Dengan sinergi kebijakan fiskal dan moneter, maka diharapkan memberikan manfaat ganda bagi pengembangan pasar finansial, menarik arus modal asing dan mengurangi tekanan nilai tukar serta menjadi alternatif pembiayaan bagi pembangunan," katanya.
(S034/B012)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013