Bojonegoro (ANTARA News) - Petrochina East Java, pengelola sumur minyak Sukowati di Desa Camurejo, Bojonegoro, Jatim, akhirnya memagari ladang minyaknya itu dengan lembaran seng setelah mendapat teguran dari pemerintah kabupaten setempat karena mengeluarkan suara bising. Petrochina yang terlibat kontrak JOB (Joint Operating Body) dengan Pertamina itu, memasang pagar keliling untuk mengurangi suara bising selama drilling (pengeboran) di Sukowati 5 dan 6 yang sekarang sedang berlangsung. Pemkab Bojonegoro melayangkan teguran kepada Petrochina setelah melakukan dua kali pengujian dengan alat SLM (Sound Level Meter) yang hasilnya bahwa kebisingan selama proses drilling sudah melebihi ambang batas ketentuan, kata Kabag Pengendalian Dampak Lingkungan Pemkab Bojonegoro, Sumarsono, Selasa. Deteksi kebisingan dilakukan 20-28 Juni lalu dengan jarak 100 meter dari pusat pekerjaan drilling. Menurut dia, dari data yang ada menunjukkan suara bising yang ditimbulkan dari proses drilling itu mencapai 56,6 desible, sedangkan menurut ketentuan ambang batas kebisingan tidak boleh lebih dari 55 desible. "Kalau sekarang dipasang pagar keliling, karena setelah kami mengeluarkan teguran, agar Petrochina menahan atau mengurangi kebisingan yang terjadi," ujarnya. Kapasitas produksi sumur minyak Sukowati saat ini hanya 8.000 barel per hari yang dihasilkan dari tiga sumur. Petrochina kini sedang melakukan pengeboran di sumur Sukowati 5 dan 6 untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 13.000 barel per hari. Diperkirakan, selama proses pengeboran akan berlangsung selama tiga bulan. Ditemui di Mapolres Bojonegoro, Kapolsek Kapas, AKP Romhadi, menyatakan, selama proses pendataan kebisingan dalam pelaksanaanya tidak berjalan sebagaimana mestinya. Alasannya, tidak semua pekerjaan berjalan, sehingga deteksi kebisingan tidak bisa berlangsung obyektif. "Wajar kalau warga mengeluh suara bising yang ditimbulkan dan menuntut bantuan sembako selama proses pengeboran," tuturnya. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006