Jakarta (ANTARA) - Google mengatakan akan melindungi pelanggan yang menggunakan beberapa produk artificial intelligence (AI atau kecerdasan buatan) generatifnya jika mereka digugat atas pelanggaran hak cipta.

Dilaporkan The Verge, Jumat, Google mengumumkan dalam sebuah unggahan blog, bahwa pelanggan yang menggunakan produk yang sekarang disematkan dengan fitur AI generatif akan dilindungi. Raksasa teknologi tersebut mencoba untuk meredakan kekhawatiran yang berkembang bahwa AI generatif dapat bertentangan dengan aturan hak cipta.

Secara khusus, disebutkan tujuh produk yang akan dilindungi secara hukum, yakni Duet AI di Workspace (termasuk teks yang dihasilkan di Google Docs dan Gmail serta gambar di Google Slides dan Google Meet), Duet AI di Google Cloud, Vertex AI Search, Vertex AI Conversation, Vertex AI Text Embedding API, Visual Captioning di Vertex AI, dan Codey API. Alat pencarian Bard milik Google tidak disebutkan.

"Jika Anda digugat dengan alasan hak cipta, kami akan bertanggung jawab atas potensi risiko hukum yang ada," kata Google tersebut.

Baca juga: Uni Eropa usulkan aturan hak cipta baru untuk AI generatif

Google mengatakan akan mengikuti "pendekatan dua cabang, pendekatan pertama di industri" untuk ganti rugi kekayaan intelektual, yang akan mencakup data pelatihan dan hasil yang dibuat dari model pondasinya. Ini berarti, jika seseorang dituntut karena data pelatihan Google menggunakan materi berhak cipta, Google akan menanggung risiko hukum tersebut.

Perusahaan itu mengatakan bahwa ganti rugi seputar data pelatihan sebenarnya bukan perlindungan baru. Namun, Google mengakui bahwa pelanggan menginginkan klarifikasi eksplisit bahwa perlindungannya mencakup kemungkinan bahwa data pelatihan mengambil informasi berhak cipta.

Google juga akan melindungi pengguna jika mereka dituntut atas hasil yang mereka dapatkan setelah menggunakan model pondasinya. Misalnya, jika mereka menghasilkan kalimat yang mirip dengan karya yang telah dipublikasikan.

Perusahaan mencatat bahwa perlindungan itu hanya berlaku jika pengguna tidak mencoba dengan sengaja membuat atau menggunakan hasil yang dihasilkan untuk melanggar hak-hak orang lain.

Tidak hanya Google, Microsoft juga mengumumkan bahwa mereka akan bertanggung jawab secara hukum untuk pengguna perusahaan dari produk Copilot. Adobe mengatakan akan melindungi pelanggan perusahaan yang menggunakan Firefly atas klaim hak cipta, privasi, dan hak publisitas.

Masalah hak cipta telah menghantui platform AI generatif, dan lebih banyak tuntutan hukum kini telah diajukan terhadap berbagai perusahaan karena diduga melanggar hak cipta. Salah satu tuntutan hukum terbaru diajukan oleh penulis terkenal seperti George R.R. Martin, John Grisham, dan Jodi Picoult.

Google menghadapi usulan gugatan class action karena diduga mengambil informasi pribadi dan data berhak cipta untuk melatih model AI.

Baca juga: Menkumham: Harus ada regulasi lindungi ekonomi kreatif dari AI

Baca juga: Wamenkumham sebut AI memiliki implikasi terhadap UU Hak Cipta

Baca juga: Pandangan pekerja seni soal pengaruh hadirnya AI


Penerjemah: Pamela Sakina
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023