Jakarta (ANTARA) - Peneliti Pusat Studi Kebudayaan Universitas Gajah Mada (UGM) Rudy Wiratama menyatakan Festival Panji yang berlangsung di 6 kota di tanah air pada 7 hingga 28 Oktober 2023 dapat dijadikan sebagai alat diplomasi budaya antar negara-negara ASEAN.

"Perlu diingat bahwa di abad XVII-XIX cerita Panji pernah menjadi alat diplomasi budaya di ASEAN ini yang akan kita coba angkat lagi," kata Rudy saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Cerita Panji merupakan cerita asli Indonesia yang berkembang pada masa abad ke-12 Masehi yang tidak hanya dikenal di Pulau Jawa, Bali, Lombok, dan Sulawesi, cerita tersebut juga berkembang sampai mancanegara seperti Thailand, Vietnam, dan Myanmar.

Berdasarkan sejarahnya cerita tersebut berasal dari cerita lisan di Jawa Timur yang diubah oleh masyarakat penerimanya ke dalam berbagai bentuk seni lain seperti seni rupa, seni sastra, dan seni pertunjukan.

Menurut Rudy Festival Panji yang diprakarsai oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tersebut merupakan bagian dari rangkaian pengakuan UNESCO terhadap naskah cerita Panji sebagai memori dunia pada tahun 2017 yang diajukan oleh lima negara.

Tidak hanya menjadi upaya pelestarian budaya, Festival Panji itu juga memiliki dampak positif bagi Indonesia sebagai pemilik orisinil dari cerita Panji mengingat bahwa pada abad XVII-XIX cerita panji pernah menjadi alat diplomasi negara di ASEAN.

"Ini yang akan coba kita angkat lagi untuk memperkuat jejaring ASEAN sebagai kekuatan moderat dunia dengan pendekatan soft power, di tengah eskalasi geopolitik yang memuncak," kata dia.

Baca juga: Indonesia mendapat tiga pengakuan "Memory of The World" dari PBB
Baca juga: Indonesia siap gelar Festival Panji Internasional


Dalam festival itu, menurut Rudy juga terdapat pernyataan menarik dari perwakilan Thailand yang menyebut bahwa cerita Panji di negara "Gajah Putih" itu didukung oleh pemerintah setempat sebagai soft power dan politik budaya layaknya K-POP di Korea Selatan.

Ia menilai bahwa sepatutnya Pemerintah Indonesia ikut mencontohnya dengan kekayaan budaya yang sangat beragam.

Kemendikbudristek untuk kedua kalinya menggelar Festival Panji Internasional bertajuk ASEAN Panji Festival. Berbeda dengan pelaksanaan festival pertama tahun 2018 yang diikuti oleh tiga negara, yaitu Indonesia, Kamboja, dan Thailand, tahun ini sembilan negara ASEAN berpartisipasi di dalam festival.

Sembilan negara itu adalah Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia sebagai tuan rumah. Dihelat dari tanggal 7 hingga 28 Oktober 2023, ASEAN Panji Festival digelar di lima kota yakni Yogyakarta, Kediri, Malang, Pasuruan, dan Solo.

Baca juga: "Cerita Panji", sastra yang merekatkan ASEAN
Baca juga: Tari Cerita Panji di Kabupaten Kediri-Jatim dimeriahkan ribuan penari


Pewarta: Moch Mardiansyah Al Afghani
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2023